Di dalam kondensor, uap air didinginkan kembali menjadi air cair. Pendinginan ini biasanya dilakukan dengan menambahkan air dingin atau udara dingin melalui kondensor. Kemudian air hasil kondensasi ditampung dalam wadah penyimpanan. Air tawar ini, yang kini bebas garam dan kontaminan lainnya, siap digunakan sebagai air minum atau keperluan lainnya. Langkah terakhir adalah penghilangan garam dan mineral yang tersisa selama proses penguapan, biasanya dalam bentuk lumpur atau residu, yang dikeluarkan dari sistem.
   Adapun beberapa kelebihan dari desalinasi air laut ini jika diterapkan di Indonesia diantaranya yakni dikarenakan daerah Indonesia yang memiliki air laut yang melimpah dan tidak akan habis, menyebabkan penerapan desalinasi di sini sangat menguntungkan. Dan hal ini juga bisa untuk mengatasi kekurangan air bersih di wilayah pesisir dan kepulauan yang jauh dari sumber mata air. Dengan penggunaan desalinasi ini juga bisa digunakan untuk mengatasi krisis air akibat perubahan iklim dan pertumbuhan populasi di Indonesia yang semakin banyak.
   Meski terlihat menjanjikan secara geografis, penerapan teknologi desalinasi air laut di Indonesia menghadapi banyak tantangan yang tidak bisa diabaikan. Tantangan ini mencakup aspek ekonomi, lingkungan hidup, dan infrastruktur yang memerlukan perhatian khusus dari pemerintah dan pemangku kepentingan. Tantangan yang akan dihadapi jika di Indonesia diterapkan sistem desalinasi yakni memerlukan biaya energi yang tinggi, misalnya saja pada metode Reverse Osmosis (RO), memerlukan energi yang cukup besar untuk pengoperasiannya. Karena harga energi di Indonesia cenderung berfluktuasi, biaya operasional pabrik desalinasi dapat menjadi beban berat bagi anggaran pemerintah negara bagian atau daerah. Sumber energi terbarukan seperti matahari atau angin bisa menjadi solusi, namun infrastruktur Energi terbarukan di Indonesia masih terbatas dan memerlukan pengembangan.
   Selain dari biaya energi yang tinggi, dampak terhadap lingkungan juga akan ada. Pada poses desalinasi pasti akan menghasilkan limbah air asin (brine) dalam jumlah besar yang jika dibuang ke laut dapat mengganggu ekosistem laut. Terutama dengan wilayah pesisir yang kaya akan keanekaragaman hayati, khususnya kawasan terumbu karang, hal ini menjadi perhatian utama.
   Ada juga masalah yang akan muncul jika di Indonesia diterapkan sistem desalinasi yaitu biaya pembelian air bersih di masyarakat yang akan meningkat, dikarenakan biaya produksi yang lebih tinggi akan mengakibatkan daya jualnya juga semakin tinggi. Terutama di daerah dengan daya beli rendah, seperti sebagian besar wilayah Indonesia bagian timur, tingginya harga air desalinasi berisiko menjadi tidak terjangkau oleh masyarakat setempat. Agar berhasil, penerapan teknologi desalinasi memerlukan subsidi atau insentif dari pemerintah. Tetapi hal ini akan berakibat pada kenaikan biaya pajak yang harus dibayar oleh masyarakat.
   Jadi dari artikel diatas disimpulkan bahwa rencana penggunaan desalinasi sebagai pemecahan masalah kekurangan air bersih untuk daerah-daerah tertentu memiliki dampak negatif maupun positif yang harus dipertimbangkan lagi.
Referensi :
Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat, 2023. Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi,Tipe Daerah, dan Sumber Air Minum Layak (Persen). (Online). https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/ODU0IzI=/persentase-rumah-tangga-menurut-provinsi-tipe-daerah-dan-sumber-air-minum-layak.html diakses pada tanggal 6 September 2024 pukul 09.21 WIB.
Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat, 2023. Statistik Air Bersih 2018-2022. (Online). https://www.bps.go.id/id/publication/2023/12/21/50f9fbfde6afcd854de1cc5e/statistik-air-bersih-2018-2022.html diakses pada tanggal 6 September 2024 pukul 09.11 WIB.
Betapramestiasia. 2024. Desalinasi Air Laut sebagai Solusi Masa Depan. (Online). https://beta.co.id/desalinasi-air-laut-sebagai-solusi-masa-depan/ diakses pada 9 September 2024 pukul 19.23 WIB.
Budiman, Arief, 2021. Distilasi Teori dan Pengendalian Operasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.