Mohon tunggu...
sinqostan
sinqostan Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Mencari lahan pelampiasan hasrat untuk menulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Rangkuman Acak April & Mei

27 Mei 2023   21:19 Diperbarui: 27 Mei 2023   21:24 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3 Mei 2023

Tidak penting ada yang membaca ini atau tidak. Genap sudah sebulan tanpa musik & earphone. Sama sekali. Setelah mimpi itu terpenuhi, janji haruslah ditepati. Berjanji ketika bisa mendengarkan keseluruhan album secara langsung, maka akan berhenti mendengarkannya secara digital. Sampai kapan? Sampai yang baru hadir.

Lepas dari musik & earphone yang biasa digunakan, baik ketika berjalan, mengerjakan sesuatu, ataupun berkendara. Ternyata semuanya tetap bisa tanpa harus mengikuti kebiasaan tersebut. Belajar mendengarkan. Mendengarkan cerita-cerita mereka yang tetap apa adanya.

Kemarin, si nomor dua berulang tahun. Bersamaan dengan itu. Giginya dicabut. Setelah antri berjam-jam dengan segala drama, proses pencabutan gigi hanya berlangsung 2-3 menit.10 Beruntung, membawa sepupunya yang turut meramaikan situasi menunggu.

Sudah hampir sepuluh hari sejak sepupunya ini mengakrabkan diri. Akibat terlalu banyak menerka-nerka, jadilah diri ini dikejutkan dengan banyak hal yang tidak sesuai dengan dugaan sebelum "berbicara" langsung dengannya. Benar-benar ramai. Jujur & pandai berargumen. Penurut & tentu baik. Banyak cerita darinya. Kami bahkan tidak perlu Hp untuk berbicara. Cukup beradu cakap, kami bisa menghabiskan banyak waktu. Dari satu pertanyaan berlanjut ke banyak cerita. Selalu mengasyikkan untuk berbicara dengannya.

Berbeda dengan si sulung yang mulai beranjak dewasa. Selain perubahan fisik, mentalnya pun ikut berubah. Beberapa faktor diantaranya adalah game & handphone. Terlepas dari itu, ia masih si sulung yang dulu. Meski tetap sering berkelahi dan marah-marahan. Ia juga turut menambal dua gigi depannya. Kata Ayah, sebagai pelajaran betapa pentingnya menjaga kebersihan & kesehatan gigi. Menunggu lama & membayar mahal salah satu pelajarannya. Si sulung tetap menjadi mas untuk kelima adik-adiknya. Justru sebagian besar waktunya habis bersama diri ini ketimbang di rumah ataupun bersama teman-teman sebayanya. Di saat teman SD nya berkumpul untuk jalan-jalan atau sekedar kumpul makan, dia memilih tidak ikut. Untungnya sempat ikut sekali dan itu lebih dari cukup. Mengingat sebentar lagi masa SMP nya berakhir. 

Lalu ada Kebaikan. Hanya diawal-awal saja sempat bermain hingga akhirnya beberapa kali dilarang & ia lebih sering dengan temannya yang lain. Tapi tidak masalah. Toh, ia tetap Baik sesuai dengan namanya. Bahkan bisa dibilang posisinya tergantikan dengan sepupu si sulung. Baru sekali membawanya pergi jalan-jalan bersama si sulung, kami berbuka puasa diluar.

Selama Ramadan tahun ini, dari 15 puasa, terhitung hanya 4 kali tidak ikut berbuka dengan ruma Embah. (Sampai bagian ini, ditulis dilangit)

Lebih sering kenyang dengan menyaksikan yang lain berbuka puasa. Kadang-kadang saja ikut mengambil gorengan atau kue yang ada. Lebih banyak minum saja. Embah akan pindah rumah. Kucoba untuk melanjutkan apa yang terjadi hampir sebulan terakhir. 

Tulisan ini dilanjutkan pada hari ulang tahunku. Si sulung sudah menyelesaikan ujian akhir sekolahnya. Tanggal 4 bulan depan akan diwisuda. Setelah itu libur dan akan melanjutkan pendidikannya ke kampung halaman ibu. Semua sedang ada dirumah. Izin. Belakangan ini kami sering bermain bersama. Semuanya. Semua akun yang dipercaya padaku juga kembali kepada pemiliknya. Ditambah ada pemain baik yang dikenal sebagai pak dokter. Dia terlalu jago. Jujur, kami selalu merasa aman ketika bermain dengannya.

Sudah hampir sepekan terakhir demam ini menyerang. Baru kali ini menulis tanpa satu konsep tetap. Lebih random dan lebih cenderung ke catatan harian. Aku ingat juga hari dimana aku membawa si bungsu ke kota ikut mengantar tante. Kami mengendarai motor saja. Dengan nekat aku meminta izin untuk membawakan turut serta. Diizinkan. Menjelang sore hari, setelah seharian ia ikut bersilaturahmi & juga mendapat THR, si bungsu kubawa ke rumah sakit untuk dikembalikan kepada ibu. Keesokan harinya, semua sepupunya datang. Dan ramai sekali. Sangat ramai. Semuanya seru-seruan bermain. Sungguh.

Hari itu juga mendapatkan bingkisan dari tanah suci. Meski terlambat, setidaknya dapat. Tersisa kurma dan air zamzam saja hingga tulisan ini terbit. Dua hari kemudian, kami pergi untuk menonton Mario Bros. Dan semua ikut kecuali si nomor dua. Merasa bersalah tidak mengajaknya. Dibilang sakit hari itu. Makan, jajan & jalan-jalan setelah itu.

Tiba hari dimana membawa si sulung, bungsu dan nomo lima ke rumah bendahara untuk makan siang. Dimana sepuluh hari kemudian mendapatkan kabar beliau meninggal. Terpukul hati ini, sungguh. Si bungsu yang tidak henti-hentinya ingin sekali memainkan drone. Selalu meminta untuk terbang lalu melambai-lambai ke kamera Drone dan "alooo" berteriak menyapa. 

Keesokan harinya lagi, setelah masak Indomie di kantor, si sulung pergi ikut temannya ke pantai. Kami pun tak mau kalah dengan pergi ke pantai bersama dua putra kedua bersepupu itu. Mengabadikan momen disana.

Banyak yang terjadi selama pergi. Tentu saja, disana semua berjalan sebagaimana mestinya. Sedangkan disini, pun tidak banyak yang terjadi. Kegiatan monoton. Siklus yang berputar. Membosankan. Busa jadi inilah penyebab penyakit itu datang. Tapi tidak ada yang tahu. Itu dulu. Hari ini, 

aku memasuki usia 22 tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun