Mohon tunggu...
sinqostan
sinqostan Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Mencari lahan pelampiasan hasrat untuk menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rubik

9 Januari 2023   17:49 Diperbarui: 9 Januari 2023   17:59 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dikenal sebagai "Kubus Ajaib" yang dipatenkan oleh Hongaria pada tahun 1975, kemudian pada 1977 percobaan produksi pertama dihasilkan dan rilis pada toko mainan di Budapest. Ernó Rubik adalah sosok di balik permainan ini. 1980 Kubus Rubik atau Rubic Cube sudah menyebar secara global.

Itu adalah sejarah awal mula Rubik. Mainan yang pertama kali tersentuh oleh Pencerita pada saat umur tujuh-delapan tahun. Rumah yang jauh dari perkotaan maju. Merajuk meminta untuk membeli mainan itu. Meski tidak tahu bagaimana cara memainkannya. Diacak-acak dan menyelesaikannya dengan cara mempreteli setiap bagiannya lalu menyusun ulang kembali. Namun beberapa lama setelah itu, logika dasar dalam menyelesaikan Rubik, yang berguna nanti.

Sejarah itu di mulai ketika Pencerita beranjak duduk di bangku menengah pertama. Mainan ini lumayan populer dikalangan para siswa. Lantas pada suatu siang di tengah hutan, seluruh siswa sedang beristirahat setelah seharian membabat hutan. Beberapa diantaranya sedang bersantai di satu-satunya gubuk yang ada disana.

Pencerita melihat kakak kelasnya sedang bermain Rubik. Maka dengan kepolosan & kepercayaan dirinya yang ketinggian meminta untuk diajari menyelesaikan Rubik ini. Memaksa sedikit tapi berhasil. Pencerita melawan sifat tenang kakak kelasnya dengan keaktifannya bertanya ini-itu. Yang mengajari dan yang diajari sangat bertolak belakang. Maka mulailah diajarkan dengan angka-angka. Tahapan-tahapan, dijelaskan. Membuat plus, lalu beralih ke Lantai satu, lanjut ke lantai dua, Menyelesaikan atap dengan beragam rumus, lalu penyelesaian. Semuanya berlalu cepat. Pencerita bisa menyelesaikan Rubik untuk pertama kalinya sebelum waktu siang berakhir.

Lalu proses menyelesaikan Rubik menjadi lebih cepat seiring dengan banyaknya pengulangan dan penyelesaian. Pencerita tidak akan pernah melupakan itu.

Pencerita tidak menyelesaikan pendidikan menengah pertama disekolah itu. Tapi komunikasi tetap terjaga bahkan hingga hari ini. Persaudaraan itu masih dan selalu ada.

Lantas Pencerita melanjutkan pendidikan menengah atas di ibukota. Disana ia berhasil menyelesaikan pendidikannya. Dan lagi-lagi Rubik ini berhasil mengukir sejarah, menyambungkan pertemuan baru, menjadi bagian penting dari hidup Pencerita.

Berawal dari persaingannya dengan teman kelas yang ternyata bisa menyelesaikan dua kali lebih cepat darinya. Iapun baru mengetahui bahwa ada banyak jalan menyelesaikan Rubik ini. Berbeda dengan caranya yang terbilang lambat karena ternyata memang untuk pemula. Jutsru dengan perbedaan cara menyelesaikan Rubik itulah yang membangun pertemanannya selama di sekolah berasrama itu. Saling bertukar rumus guna menemukan jalan tercepat untuk menyelesaikan Rubik ini.

Tidak hanya teman sekelas. Mainan ini bisa dibilang mewabah keseluruh pojok asrama. Hingga para junior pun ingin diajari. Maka sejak saat itu, Rubik menjadi sesuatu yang dapat diwariskan secara turun-temurun. Pencerita menemukan beberapa teman baru dari menyelesaikan Rubik ini. Bahkan mereka masih aktif berkomunikasi hingga hari ini.

Pernah suatu ketika, liburan semester tiba. Kali ini Pencerita berkesempatan untuk kembali ke kota dimana ia pernah bersekolah sebelumnya. Disana ada banyak sanak keluarga. Sepupu jauhnya yang masih duduk di bangku awal sekolah dasar menjadi orang yang pertama ia ajari disana. Hanya sekedar mengajari gerakan-gerakan dasar karena ia belum terbiasa dengan Rubik itu. Waktu liburan habis, kedua Rubik fosfor nya diberikan kepada Sepupu jauhnya itu. Sebagai hadiah. Ini menjadi bagian penting juga kedepannya.

Tepat tiga tahun setelah liburan itu. Pencerita telah lulus pendidikan menengah atas dan berganti status sebagai mahasiswa. Ia magang di kota tempatnya bersekolah dulu. Sepupu jauhnya sudah tumbuh besar. Tentu saja Pencerita membawa Rubik untuk dimainkan dan kejutan untuknya, Sepupu jauhnya sudah hampir bisa menyelesaikan Rubik itu. Hebat. Maka tugas Pencerita adalah mengajarkan selebihnya sampai bisa betul-betul selesai. Semakin sering bermain ternyata Sepupu jauhnya bisa lebih cepat menyelesaikan Rubik itu ketimbang dirinya sendiri. Hebat. Sepupu jauhnya membeli Rubik dengan kualitas terbaik, juga timer penghitung waktunya. Berkali-kali bertanding melawan Pencerita, Sepupu jauhnya ini selalu menang. Mengejutkan. Bahkan disekolah nya semua terpengaruh untuk memainkan teka-teki kubus ini. Sepupu jauhnya ini menjadi lebih cepat dengan beberapa rumus yang ia pelajari dari kertas Rubik barunya. Ditambah lagi latihan yang ia lakukan berulang-ulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun