*
Sinna Hermanto, No. 3
*
Mas, bulan di langitku bulat sempurna. Ini adalah purnama kesekian kalinya aku menunggu kedatanganmu. Katanya kamu akan datang bersama rombongan untuk mengajukan proposal mimpi kita. Tapi hingga sekarang, kamu belum juga tiba.
Kalo kita sudah sah, kamu bilang akanĀ membawaku pergi ke bulan. Di sana kitaĀ bermanja-manja, berdua saja. Tapi tentunya kita menggendong 'keril' segede kulkas. Isinya bukan stok logistik, tenda, nesting, webing, teve, lemari, kamar mandi atau koki. Namun, cukuplah cadangan oksigen saja. Bila cinta melanda, lapar pun tiada terasa.
Sambil bulan madu, kita praktek pelajaran biologi, katamu. Tapi aku lebih memilih pelajaran sosiologi. Atauā¦ kita gabungkan saja dua mata pelajaran itu agar tercipta disiplin ilmu baru. Kita namai apa? Bisalogi, mungkin?
Untuk kelangsungan hidup keluarga kita kelak, kita jualan kue bulan atau buka kedai kue terang bulan. Pasti di sana tidak ada saingannya. Usaha kita bakal lancar jaya.
Oh ya, jangan lupa bawa alat-alat fotografimu. Bukannya kamu ingin melukis cahaya di bulan? Aku akan membawa pesawatku untuk mengantarmu menjelajah galaksi raya. Jangan kegenitan saat ketemu Saturnus. Kalo dia pakai cincin berarti dia tidak pacarable lagi.
Mas, kamu kok nggak datang-datang? Aku telat datang bulan.
-oOo-
Kumpulan Fiksi Aku Punya Impian || FB Fiksiana Community
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H