Pantai Teleng Ria berada di teluk Pacitan. Ini adalah salah satu pantai yang menjadi jargon tanah kelahiran presiden SBY. Tanah berumput hijau terhampar luas sebelum mencapai bibir pantai. Bunga bakung ungu menyembul di antara rerumputan itu. Ada juga segerombol pohon cemara jarum dan tunas kelapa yang mesih rendah. Wow, indah bukan buatan. Saya sempat kepikiran untuk camping di sini, hehehe.
Begitu sampai di lokasi, saya tidak buru-buru menceburkan kaki dalam air. Dulu, saya suka mengejar kepiting atau mencari kulit kerang-kerang kecil yang banyak bertebaran di sana. Sayangnya, saat ini semuanya seperti tertimbun oleh banyaknya sampah reranting pohon dan botol bekas minuman. Para pengunjung nampak cuek dengan sampah-sampah ini. Mereka sangat menikmati berbasah-basahan, berkejaran dan bermain air di sini. Mereka seperti terbiasa, terbiasa berdampingan dengan sampah. Miris.
[caption id="attachment_402587" align="aligncenter" width="420" caption="langitnya mendung"]
Teleng Ria yang berada di jalan Pramuka ini memiliki bibir pantai yang lumayan panjang sekitar 3 km. Sebagaimana pantai selatan Jawa pada umumnya, pantai ini juga berombak besar. Sangat tidak disarankan untuk berenang di sana. Meski demikian, saya sempat melihat seorang penjaga pantai (life guard) berkostum merah yang baru saja menepi dari kegiatannya berselancar. Beberapa penjaga pantai lainnya berpatroli menggunakan sepeda motor.
Lalu saya berniat mencari kampung nelayan tradisional dengan menyusuri separuh pantainya ke arah barat karena di bagian timur tertulis 'danger area'. Warna pasirnya kuning kehitaman karena mengandung granit/ pasir besi dan teksturnya lembut. Berjalan ke arah barat, nampaklah sebuah muara, pertemuan air sungai dan air laut.
[caption id="attachment_402588" align="aligncenter" width="420" caption="tunas muda yang tersisa"]
Di ujung muara yang berair dalam, terlihat bangkai kapal yang teronggok di perairan air tawar. Bangkai kapal ini seperti mengisahkan kerasnya kehidupan penduduk pesisir. Aroma ikan dan asinnya laut memenuhi udara. Aih, sedap sekali.
[caption id="attachment_402589" align="aligncenter" width="420" caption="kenangan yang karam"]
Selain pantai, Teleng Ria juga menyediakan arena permainan anak yakni Kampoeng Air (water park) yang berada di dekat pintu masuk. Dari jalur aspal itu terlihat beberapa kolam dan perosotan penuh dengan pengunjung. Di dekat pintu gerbang juga ada 'badut' tokoh kartun berkostum warna warni dan lucu menyambut pengunjung. Ini tentu menjadi kelebihan dari arena ini yang memang ditujukan untuk anak-anak.
Cuaca yang tidak menentu dan gelap yang hampir pekat, membuat saya harus kembali pulang. Kali ini saya tidak menggunakan ojek atau bus tetapi berjalan kaki menuju terminal bus Pacitan sembari menikmati suasana asli sana. Di ruas jalan Pacitan-Solo, di sekitar makam Kucur itu terpampang baliho besar dengan gambar putra presiden SBY berikut tulisan "Pacitan Kota 1001 Goa".
Meski kondisi perjalanan pulang menuju Ponorogo diisi dengan kengerian-kengerian ketika berpapasan dengan kendaraan yang berlawanan arah terutama pada bagian jalan yang sedang dalam perbaikan, tetapi pesona alam Pacitan sangat membekas dalam ingatan. Jika Anda berencana ke pantai Teleng Ria, lakukan bersama pasangan, keluarga atau teman-teman. Setidaknya ada yang mengawasi ketika kita kecapaian dan tertidur di atas kendaraan. Atau ... inginĀ mbackpaker solo seperti saya?Ā Selamat mbolang.