Disini saya akan menjabarkan mengapa UMKM perlu menggunakan QRIS dikarenakan potensi, peluang dan kesempatan yang besar dalam pertumbuhan pengguna QRIS dan peningkatan transaksi pembayaran melalui QRIS, sehingga ini menjadi momentum positif, untuk UMKM segera menggunakan QRIS. Â Dari data proyeksi yang saya kutip dari laporan e-Conomy SEA 2022 tentang ekonomi digital di Asia Tenggara (https://economysea.withgoogle.com/report/) yang dipublikasikan oleh Google, Temasek, dan Bain & Co, mencatat bahwa Indonesia diprediksi memiliki nilai ekonomi digital pada tahun 2022 senilai US$ 77 miliar dan dapat menyentuh angka US$ 130 miliar pada tahun 2025 dan hingga tahun 2030 diperkirakan akan tumbuh lebih dari tiga kali lipat di kisaran US$220 sampai US$360 miliar. Proyeksi ini memunculkan optimisme akan ekonomi digital Indonesia.Â
Momentum pertumbuhan ini harus dimanfaatkan oleh UMKM Indonesia untuk berakselerasi ke pembayaran digital. Nilai transaksi QRIS menurut Bank Indonesia hingga Agustus 2022 mencapai 9,66 Triliun Rupiah. Angka tersebut secara year to year, nilai transaksinya mengalami peningkatan mencapai 184% atau 13% secara on the month (sumber). Di tahun 2021, menurut data Kementerian Koperasi dan UKM terdapat 65,46 juta unit UMKM, dan di tahun 2022 menurut data dari Bank Indonesia baru 20,5 juta UMKM yang tercatat menjadi pengguna QRIS (sumber), yang berarti masih ada 2 (dua) kali lipat UMKM yang belum menjadi pengguna QRIS, sehingga ini menjadi potensi sekaligus tantangan di industri digital Indonesia.
Dari berbagai sumber, setidaknya ada 5 alasan yang dapat dirangkum kenapa UMKM kita harus segera menggunakan QRIS.
Pertama : QRIS mudah digunakan dan bebas biaya bagi pengguna
Dari pengalaman yang saya dapatkan saat menggunakan QRIS selaku customer, cara menggunakan QRIS sangat mudah dan bebas biaya. Cara penggunaan QRIS adalah pengguna membuka aplikasi pembayaran yang dimiliki (uang elektronik atau mobile banking) kemudian klik logo QR, scan atau pay. Scan QRIS di acrylic, layar, receipt, kemudian isi nominal dan bayar. Karena bebas biaya bagi pengguna, sehingga ini menjadi daya tarik tersendiri bagi Customer.
Kedua : QRIS menjangkau lebih banyak pengguna
Jangkauan yang luas menjadi daya tarik dari QRIS, pengguna QRIS pada tahun 2022 menurut Bank Indonesia telah mencapai 30 juta pengguna (sumber) dan telah didukung oleh 74 PJSP baik Bank maupun Non Bank, nama-nama tenar seperti BCA, Bank Mandiri, BNI, BRI, Gopay, Dana, OVO dan lain-lain telah mendukung penggunaan QRIS. Untuk itu, bagi anda pemilik UMKM, wajib segera memiliki QRIS, agar mendapat kesempatan yang sama untuk meraup keuntungan dari meningkatnya pertumbuhan pengguna dan nilai transaksi QRIS.
Ketiga : Biaya QRIS terendah dibanding pembayaran non tunai lainnya
Biaya Merchant Discount Rate (MDR) adalah biaya yang dikenakan oleh penyelenggara sesuai yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Biaya MDR umumnya digunakan untuk membiayai operasional, pengembangan dan maintenance system serta edukasi merchant dan pengguna. Sesuai regulasi pemerintah, biaya MDR reguler umum QRIS sebesar 0,7% untuk kategori merchant kecil, menengah dan besar, sedangkan merchant mikro sampai dengan 31 Desember 2022 sebesar 0%, dan tarif untuk selanjutnya menyesuaikan dengan tarif reguler umum QRIS.
Keempat : Penerapan yang fleksibel dan memenuhi protokol kesehatan
Penerapan QRIS sangat fleksibel. Pembayaran dapat dilakukan baik dengan tatap muka atau tanpa tatap muka antara Penjual dan Pembeli. Dengan tatap muka, penjual dapat menunjukan barcode QRIS kepada Pembeli untuk discan menggunakan ponselnya dan penjual dan pembeli dapat langsung memantau status transaksi dari aplikasi masing-masing. Sedangkan dengan tanpa tatap muka, Penjual mengirim QRISnya ke pembeli dan digunakan oleh pembeli. QRIS ditransaksikan tanpa tatap muka karena dapat dengan mudah diunduh dan konsumen dapat dengan mudah melakukan scan langsung file gambar QRIS yang diterima.