Mohon tunggu...
Khoirun Nizam
Khoirun Nizam Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis untuk dikenang dan abadi

Writer

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Akhir dari Indonesia Masters 2018 Menuju Asian Games 2018

28 Januari 2018   16:48 Diperbarui: 24 Maret 2018   08:30 2768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlu diapresiasi kiprah tunggal putra muda Indonesia yang mulai menunjukkan tajinya. Dibawah Ginting dan Jonathan juga masih ada setidaknya tunggal putra yang level permainannya tidak kalah jauh, Ihsan Maulana Mustofa. Ketiga tunggal putra ini pun menjadi sekuad Indonesia dalam Kejuaraan Beregu Asia (BATC) 2018  yang dihelat di  Alor Setar, Malaysia, pada 6-11 Februari 2018. Panahan Surabaya

Ini juga sekaligus pembuktian pada ucapan Taufik Hidayat yang sempat mengkritik kepelatihan tunggal putra PBSI. 

"Kapan bisa lihat tunggal putra bisa juara lagi dan stabil kaya ganda putra? Siapa dan apa yg salah di tunggal putra? Pelatihnya? Pelatih fisiknya? Or nutrisi? Apa mental pemainnya? Tolong untuk PBSI evaluasi yg maksimal dong.. apalagi mau AG2018 sebagai tuan rumah... semangat terus pemain-pemain indonesia," tulis Taufik Hidayat dalam caption instagramnya.

Sekarang Ginting dan kawan-kawan malah termotivasi dan membalas komentar negatif dengan juara.

"Dari omongan aa Taufik sendiri, kami ingin membuktikan diri saja. Koh Hendry dan Bang Irwansyah juga terus memotivasi. Justru kritikan tersebut membuat kami tambah termotivasi saja." ujar Ginting dikutip dari fanspage Badmintalk.com

Di Balik Racikan Siwei/Yaqiong

Ada yang menarik ketika pelatih Tiongkok kala itu memecah pasangan rangking 1 dunia, Zheng Siwei/Chen Qincheng dan ranking 2 dunia Lu Kai/Huang Yaqiong yang kemudian meracik Siwei/Huang Yaqiong dan memfokuskan Chen Qincheng di ganda putri. Pasalnya, tak butuh waktu lama untuk Siwei/Huang beradaptasi dan bahkan sejak dipasangkan sampai sekarang sudah meraih banyak gelar dan hanya pernah kalah sekali dari pasangan Hongkong, Tang/Tse.

Di balik racikan Siwei/Huang ini, Oma Gill yang merupakan komentator bulutangkis dunia berpendapat bahwa alasan Siwei/Chen Qincheng dipisah adalah karena sering kalah dari Tontowi/Liliyana apalagi di tahun lalu mereka kalah di 3 final turnamen besar (Kejuaraan Dunia, Indonesia Open,dan Prancis Open 2017).

Pada gelaran Indonesia Masters ini kembali Siwei dengan pasangan barunya Huang Yaqiong untuk kali pertama bertemu dengan Tontowi/Liliyana. Namun, hasil berbeda terjadi. Siwei/Huang akhirnya menang dengan dua set langsung. Dengan hasil ini bisa dikatakan misi pelatih Tiongkok untuk mengalahkan Tontowi/Liliyana telah berhasil dengan racikan Siwei/Huang. Pasangan Siwei/Huang ini merupakan ancaman terbesar Tontowi/Liliyana di Asian Games bila ingin meraih medali emas pertama mereka.

Regenerasi Ganda Campuran Indonesia

Tak beda jauh dengan Tunggal putri, sektor ganda campuran harus segera mengorbitkan pasangan lain yang level permainannya bahkan lebih baik dari Tontowi/Liliyana. Usia Liliyana yang tidak muda dan sering terkena cidera tidak bisa terus-terusan dijadikan tulang punggung dalam meraih gelar di setiap kejuaraan. Liliyana Natsir sudah berkiprah di era Gao Ling hingga sekarang Huang Yaqiong adalah sebuah perjalanan panjang dan sudah saatnya diganti pemain muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun