Mohon tunggu...
Agung Maulana
Agung Maulana Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Tua Penggemar Man United

Masih Belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manajemen Risiko K3

8 April 2019   22:21 Diperbarui: 8 April 2019   22:51 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah "risiko" (risk) memiliki banyak definisi. Menurut kamus bahasa Indonesia versi online dalam buku Manajemen Risiko Bisnis (Tony Pramana, 2011), risiko adalah "akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuat atau tindakan". Dengan kala lain, risiko merupakan kemungkinan situasi atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan serta sasaran sebuah organisasi atau individu. (Pramana, 2011).

Manajemen risiko K3 dapat didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi dan mengelola risiko, serta menganalisis dan mengembangkan strategi yang tepat untuk mengatasi risiko tersebut guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang tidak diinginkan. 

Ada 6 proses manajemen risiko proyek yang dicantumkan dalam PMBOK ini, yaitu:

*Perencanaan manajemen risiko

*Identifikasi risiko

*Pelaksanaan analisis risiko kualitatif

*Pelaksanaan analisis risiko kuantitatif

*Perencanaan tanggapan risiko

*Pemantauan dan pengendalian risiko

Empat strategi pengendalian risiko, yaitu :

1.Menekan Probability

Pengurangan kemungkinan ini dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, dengan cara teknis, administratif dan pendekatan manusia.

2.Menekan Consequences

Membahas tentang bagaimana mengendalikan risiko sehingga dampak yang ditimbulkan dapat ditekan seminimal mungkin

3.Pengalihan Risiko (Risk Transfer)

Dapat dilakukan dengan kontraktual dan asuransi

4.Hindari (Avoid)

Mengambil keputusan untuk menghentikan kegiatan atau penggunaan proses, bahan dan alat berbahaya.

Mengapa manajemen risiko K3 itu perlu?

*Tiap tempat kerja memiliki sumber bahaya (bahan, proses, alat dan lingkungan) yang sulit dihilangkan

*Sebagai alat bantu dalam menentukan tindakan pengendalian resiko sesuai dengan sumber bahaya yang ada

*Menilai apakah tindakan pengendalian resiko sudah sesuai

 Tujuannya untuk mencari dan mengumpulkan kelemahan operasional yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Dimana dalam proses tersebut dapat diketahui sebab suatu kecelakaan dan menganalisis apakah dapat dilakukan pengendalian dapat dilakukan atau tidak. Dari proses manajemen tersebut nantinya diharapkan dapat mencegah kecelakaan kerja yang mungkin terjadi serta dapat meningkatkan hasil kerja.

Manfaat dalam menerapkan manajemen risiko antara lain :

*Menjamin kelangsungan usaha dengan mengurangi risiko dari setiap kegiatan yang mengandung bahaya

*Menekan biaya untuk penanggulangan kejadian yang tidak diinginkan

*Menimbulkan rasa aman dikalangan pemegang saham mengenai kelangsungan dan keamanan investasinya

*Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai risiko operasi bagi setiap unsur dalam organisasi/ perusahaan

*Memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku

Alvin

Teknik Sipil

Institut Teknologi Kalimantan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun