Mohon tunggu...
Agung Maulana
Agung Maulana Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Tua Penggemar Man United

Masih Belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manajemen Risiko

8 April 2019   20:55 Diperbarui: 8 April 2019   21:16 1760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manajemen Risiko (Risk Management) telah menjadi suatu kebutuhan yang strategis dan menentukan perbaikan kinerja dari suatu proyek. Pada proyek-proyek konstruksi terdapat risiko (risk) sekaligus peluang (opportunities) bagi proyek itu sendiri. Risiko berkenaan dengan kemungkinan terjadinya kegagalan dan kerugian bagi proyek. Risiko berskala rendah tidak mengkuatirkan, namun risiko berskala besar dapat berdampak pada tidak tercapainya tujuan dari proyek itu sendiri. Kegagalan suatu proyek bagi suatu perusahaan konstruksi dapat mengakibatkan distrust (ketidakpercayaan) dari publik atas pelayanan yang diberikan. Dalam kondisi terjelek dan sebagaimana yang pernah terjadi, distrust dapat menyebabkan hilangnya nama baik dari perusahaan itu sendiri.

Manajemen Risiko berasal dari dua kata yaitu manajemen dan risiko. Menurut KBBI, manajemen adalah penggunaan sumber daya yang efektif untuk mencapai sasaran sedangkan risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Lalu apakah itu manajemen risiko? Manajemen risiko menurut PMBOK adalah sebagai berikut:

a. Merupakan proses formal, dimana faktor-faktor risiko secara sistematis diidentifikasi, dianalisis dan ditangani.

b. Merupakan suatu metode pengelolaan sistematis yang formal yang berkonsentrasi pada mengidentifikasi dan mengendalikan area atau kejadian-kejadian yang berpotensi untuk menyebabkan terjadinya perubahan yang tidak diinginkan.

c. Di dalam konteks suatu proyek, merupakan suatu seni dan ilmu pengetahuan dalam mengidentifikasi, menganalisis dan merespon terhadap faktor-faktor risiko yang ada selama pelaksanaan suatu proyek.

Adapun tujuan dari manajemen risiko secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi risiko yang mungkin dapat terjadi dengan mengacu kepada pengalaman-pengalaman sebelumnya

b. Membuat rencana penanggulangan apabila risiko yang diidentifikasi tersebut benar-benar terjadi

c. Menghitung efek biaya yang perlu dimasukkan dalam harga tender

d. Memberikan petunjuk (guidance) kepada tim proyek yang akan melaksanakan tugasnya untuk membuat perencanaan terhadap penanggulangan risiko.

Seiring dengan perkembangan zaman, manajemen risiko terbagi menjadi beberapa macam yaitu:

1. Manajemen Risiko Operasional

Manajemen ini berkaitan dengan resio yang timbul akibat gagal fungsi proses internal misalnya karena human error, kegagalan sistem, dan faktor luar seperti bencana dan lain sebagainya. Dalam manajemen risiko operasional ada empat faktor penyebab risiko yaitu manusia, sistem, proses dan kejadian eksternal. Dengan memahami manajemen risiko ini, perusahaan yang bersangkutan bisa mengambil langkah preventif atau bahkan sanksi agar kapasitas produksi dan layanan terjaga semisal ada yang yang tidak diinginkan terjadi. 

2.Manajemen Hazard

Manajemen Hazard berkaitan dengan kondisi potensial yang mengakibatkan kerusakan. Ada tiga macam hazard yang harus kita ketahui yaitu legal hazard, physical hazard dan moral hazard. Contoh legal hazard yaitu pelanggaran atau pengabaian peraturan yang dapat menyebabkan kerugian seperti pelanggaran atau pengabaian SOP atau peraturan perusahaan lain yang berakibat fatal. Contoh physical hazard misalnya sebuah mesin yang sudah tua dan dapt menimbulkan risiko kerugian pada saat proyek berjalan. Seperti pegawai karena mesin dan sebagainya. Sedangkan contoh moral hazard  yaitu sikap seorang karyawan di lingkungan kerja yang menimbulkan kerugian. Misalnya karyawan yang tidak jujur dan sering mengkorupsi uang maupun waktu. 

3.Manajemen Risiko Finansial

Manajemen risiko Finansial yaitu upaya pengawasan risiko dan perlindungan hak milik, keuntungan, harta dan asset sebuah badan usaha. Proses pengelolaan ini meliputi identifikasi, evaluasi dan melakukan pengendalian risiko bila ditemukan hal yang mengancam keberlangsungan keuangan seperti risiko likuiditas, risiko kresit, risiko regulasi, risiko pajak dan risiko akuntansi.

4.Manajemen Risiko Strategis

Manajemen ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Risiko yang biasanyan muncul adalah kondisi tak terduga yang mengurangi kemampuan untuk menjalankan strategi yang direncanakan. Dalam hal ini beberapa faktor seperti risiko operasi, risiko asset impairment, risiko kompetitif atau bahkan risiko franchise.

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen risiko proyek yakni:

1. Identifikasi, analisis dan penilaian risiko di awal proyek secara sistematis serta mengembangkan rencana untuk mengantisipasi risiko. 

2. Mengalokasikan tanggung jawab kepada pihak yang paling sesuai untuk mengelola risiko.

3. Memastikan bahwa biaya penanganan risiko adalah cukup kecil dibanding nilai proyek.

Adapun pengambilan keputusan dalam manajemen risiko secara umum bisa dibagi ke dalam tiga kategori yaitu:

1. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti. Yang dimaksud disini adalah dalam kondisi pasti, artinya seua informasi tentang suatu peristiwa dapat ditentukan dengan pasti sehingga hasil setiap keputusan dapat diketahui dengan pasti juga. 

2. Pengambilan keputusan di bawah risiko. Artinya bahwa keputusan diambil dengan kondisi tersedianya informasi yang pasti tentang kemungkinan dan dampak sehingga nilai harapan dapat diketahui.

3. Pengambilan keputusan dalam ketidakpastian. Artinya keputusan diambil dengan kondisi dimana informasi tentang kemungkinan dan dampak tidak dapat diperoleh sehingga orang tidak dapat memperkirakan apapun tentang kemungkinan kemungkinan yang dapat terjadi.

Dalam pelaksanaannya, manajemen risiko dilaksanakan dalam suatu rangkaian tahapan yang dinamakan proses manajemen risiko. Tiap proses manajemen risiko memiliki masukan, peralatan dan teknik, serta output. Proses manajemen risiko memberikan gambaran bahwa untuk mengelola risiko ada beberapa tahapan yakni:

1. Perencanaan Manajemen Risiko

2. Identifikasi Risiko

3. Analisis Risiko Kualitatif

4. Analisis Risiko Kuantitatif

5. Penanganan Risiko

6. Pemantauan dan Pengendalian Risiko.

Manajemen Risiko adalah salah satu komponen terpenting dalam upaya mewujudkan keselamatan kerja di lingkungan proyek. Oleh karena itu, sudah seharusnya seluruh engineer mampu dan menguasai teori-teori maupun praktek dalam manajemen risiko agar kesehatan dan keselamatan kerja para pekerja dapat terjaga dengan baik.

Agung Chandra Maulana (07171002)

Institut Teknologi Kalimantan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun