Kompasiana.com - Pada gelaran kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Kurikulum Merdeka, SDN Pati Lor 03 menyelanggarakan pelatihan membuat Eco Enzyme. Acara tersebut dilaksanakan pada Jumat (16/6/2023) bertepat di alamat Jalan RA Kartini No. 22C Pati Lor Kecamatan Pati.
Kegiatan bertajuk penanaman kesadaran lingkungan tersebut mendatangkan pemateri yang berasal dari organisasi pegiat lingkungan. Tergabung di dalam Eco Enzyme Nusantara Kabupaten Pati, mereka mengajak seluruh siswa-siswi SDN Pati Lor 03 peduli alam dan lingkungan dengan mengolah sampah organik.
Kedatangan Eco Enzyme Nusantara Kabupaten Pati ke SDN Pati Lor 03 bertujuan untuk mengkampanyekan kelestarian bumi agar warga sekolah menjamin kelangsungan hidup umat manusia dan segenap makhluk hidup lainnya.
Di kesempatan itu, Ketua Eco Enzyme Nusantara Kabupaten Pati, Paulina menyampaikan materi tentang definisi Eco Enzyme, tujuan Eco Enzyme, manfaat Eco Enzyme, serta cara membuat larutan Eco Enzyme.
"Sebelum membuat Eco Enzyme, ada kalanya kita mengenal terlebih dahulu apa itu Eco Enzyme. Apakah siswa-siswi SDN Pati Lor 03 sudah tahu?" tanya Paulina kepada hadirin yang terdiri dari siswa kelas III, IV dan V.
Sontak para siswa ada yang menjawab sudah tahu dan belum tahu. "Sudah, Bu!" jawab siswa kelas V.
Sedangkan, siswa kelas III dan IV rata-rata menjawab belum tahu. "Belum, Bu!" seru siswa kelas III dan IV menjawab pertanyaan pemantik dari Paulina.
Ia memaparkan bahwa Eco Enzyme merupakan larutan fermentasi limbah organik dari sisa buah dan sayuran yang dicampur dengan gula merah maupun molase. Lalu dicampur aduk dengan air. Selanjutnya, larutan tersebut difermentasi selama 3 (tiga) bulan lamanya.
 "Dengan kulit buah-buahan atau sisa potongan sayuran yang kalian bawa, nanti akan berguna untuk pembuatan Eco Enzyme. Oleh sebab itu, mari kita belajar bersama-sama," imbuh Paulina.
Sebanyak 84 siswa peserta tertarik dengan praktik pembuatan Eco Enzyme, bahkan suasana semakin asik ketika siswa-siswi membawa berbagai pernak-pernik kulit buah dan gula aren dari rumah. Hal itu membuktikan siswa tertarik mengikuti materi yang berwawasan kelestaran lingkungan.
Lebih lanjut, dirinya mengajarkan langkah-langkah pembuatan Eco Enzyme kepada siswa-siswi yang antusias mengikuti acara. Â Tak lupa ia menyiapkan alat dan bahan penunjang praktik, yaitu kulit buah, gula aren, wadah (galon) berisi air, dan aneka contoh benda yang dihasilkan dari karya Eco Enzyme.
"Selain bahan dari sampah organik, kita memerlukan wadah yang sesuai untuk pengolahan sampah-sampah tersebut. Maka dari itu, kita siapkan galon berisi air yang cukup," ucapnya sambil menerangkan dengan seksama.
Usai menyampaikan materi, dirinya bersama guru maupun siswa melakukan percobaan pembuatan Eco Enzyme. Ia bersama guru membagikan galon, gula aren, dan kulit buah kepada siswa. Kemudian, siswa diminta memotong kulit buah yang dibawa maupun kulit buah yang disediakan pemateri.
 "Mari memotong-motong dulu. Pertama kita potongi gula kecil-kecil dan kulit buahnya menggunakan pisau. Setelah itu, masukkan potongan ke dalam galon berisi air. Kemudian kita aduk sama-sama secara perlahan," imbuhnya.
Lebih lanjut, Eco Enzyme pun sudah berada di dalam wadah secara utuh. Langkah berikutnya adalah fermentasi. Ia menyarankan fermentasi dilakukan dari tanggal 16 Juni 2023 hingga 16 September 2023.
Sebagai informasi, Eco Enzyme akan mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna. Model pengolahan sampah organik ini bisa menjadi salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur yang sangat bermanfaat. Manfaat Eco Enzyme di antaranya untuk cairan pembersih serbaguna, pupuk tanaman, menyembuhkan penyakit kulit, hand sanitizer, dan pembersih udara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H