Lebih lanjut, dirinya mengajarkan langkah-langkah pembuatan Eco Enzyme kepada siswa-siswi yang antusias mengikuti acara. Â Tak lupa ia menyiapkan alat dan bahan penunjang praktik, yaitu kulit buah, gula aren, wadah (galon) berisi air, dan aneka contoh benda yang dihasilkan dari karya Eco Enzyme.
"Selain bahan dari sampah organik, kita memerlukan wadah yang sesuai untuk pengolahan sampah-sampah tersebut. Maka dari itu, kita siapkan galon berisi air yang cukup," ucapnya sambil menerangkan dengan seksama.
Usai menyampaikan materi, dirinya bersama guru maupun siswa melakukan percobaan pembuatan Eco Enzyme. Ia bersama guru membagikan galon, gula aren, dan kulit buah kepada siswa. Kemudian, siswa diminta memotong kulit buah yang dibawa maupun kulit buah yang disediakan pemateri.
 "Mari memotong-motong dulu. Pertama kita potongi gula kecil-kecil dan kulit buahnya menggunakan pisau. Setelah itu, masukkan potongan ke dalam galon berisi air. Kemudian kita aduk sama-sama secara perlahan," imbuhnya.
Lebih lanjut, Eco Enzyme pun sudah berada di dalam wadah secara utuh. Langkah berikutnya adalah fermentasi. Ia menyarankan fermentasi dilakukan dari tanggal 16 Juni 2023 hingga 16 September 2023.
Sebagai informasi, Eco Enzyme akan mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna. Model pengolahan sampah organik ini bisa menjadi salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur yang sangat bermanfaat. Manfaat Eco Enzyme di antaranya untuk cairan pembersih serbaguna, pupuk tanaman, menyembuhkan penyakit kulit, hand sanitizer, dan pembersih udara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H