[caption id="attachment_304791" align="aligncenter" width="350" caption="Sumber : Pribadi (Penulis Melepas Masker)"]
[caption id="attachment_304792" align="aligncenter" width="350" caption="Sumber : Pribadi (Penulis Urutan Ke-2 Dari Bawah)"]
|| Khazanah Keilmuan ||
Setelah gue membaca lomba blog Deltomed ini, gue mencoba menggali informasi kesehatan dari berbagai buah atau herbal yang gue dapatkan selama perjalanan termasuk jenis sariawan yang gue derita. Sejujurnya, sariawan di lidah yang gue jadikan sebagai sahabat unyu tersebut sangat jarang gue alami karena mungkin jika dalam kondisi normal di kosan maka menjaga kebersihan mulut selalu terjaga dengan gosok gigi sebelum tidur dan ga lengah ketika ngumpul bareng temen-temen di kereta ekonomi pula, Hehehe...
Gue sangat bersyukur bisa menyembuhkan sariawan dengan “obat herbal” atau “obat tradisional” mungkin? Seperti garam yang dicampur air hangat pas di Ranu Kumbolo, sama madu + kulit jeruk yang tetap ditempel hingga dikunyah pas di Puncak Mahameru. Ternyata obat herbal tersebut sangat ampuh untuk mengurangi rasa sakit sariawan.
Kalau dari informasi yang gue dapat, ternyata saat pendakian Gunung Semeru tersebut, gue menderita sariawan jenis Ulceration from Tongue Bitting” atau dapat disebut juga “Stomatitis Aftosha” yang mana sariawan itu timbul karena tergigit atau akibat non-medik lainnya seperti jarang menjaga kebersihan mulut.
[caption id="attachment_304794" align="aligncenter" width="253" caption="Sumber : Sariawan.org"]
So please guys, kalau memang mau naik gunung maka persiapkan membawa obat-obat pribadi yang handal, dan sekarang gue selalu membawa obat yang jelas ada unsur herbalnya karena memang gue membuktikan sendiri khasiat dari obat non-kimia, bukannya bersenang-senang selama pendakian, malah mati-matian menaklukan sariawan! Ga lucu banget... :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H