Mohon tunggu...
Singgih Jalu
Singgih Jalu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Diponegoro University

Renewable Energy Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dorong Akselerasi EBT, Indonesia Perlu Genjot Industri PLTS Dalam Negeri

17 Juni 2023   16:54 Diperbarui: 17 Juni 2023   16:59 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Industri Panel Surya (Dok. Pribadi)

Kuatnya dominasi China dalam industri tenaga surya tidak terlepas dari industri yang mampu meng-cover dari hulu ke hilir. Segala aspek bisnis dalam industri telah dipegang seluruhnya oleh China, namun belum menutup kemungkinan Indonesia juga dapat paling tidak perlahan untuk mengejarnya. Saat ini, dalam rantai suplai industri PLTS, Indonesia bermain dalam pembuatan solar modul, walaupun belum bisa mengolah silika dan impor solar cell. Rumitnya proses produksi modul surya merupakan tantangan tersendiri yang mau tidak mau harus disiapkan oleh negara kita dalam mencapai kemandirian industri PLTS dalam negeri.

Hal yang cukup memberi nafas segar adalah Indonesia sudah memiliki beberapa perusahaan dalam negeri yang dapat merakit solar modul, PT. LEN Industri merupakan salah satunya. PT Len Industri (Persero) saat ini menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pabrikan Modul Surya Indonesia (APAMSI). Terdapat 12 Perusahaan Solar Modul yang terdaftar sebagai anggota APAMSI dengan Kapasitas/Tahun yang dapat di produksi sebesar 560 MWp. Tentunya kapasitas produksi ini masih sangat perlu untuk ditingkatkan melihat target bauran EBT dalam negeri yang tidak main-main. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuat pabrik solar cell dalam negeri agar nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) solar module meningkat. 

Perkembangan PLTS di Indonesia tidak terlepas dari peran distributor dan sistem integrator teknologi ini. Distributor berperan sebagai penghubung antara produsen atau pabrikan komponen PLTS dengan konsumen yang ingin memanfaatkan teknologi PLTS. Sementara sistem integrator berperan sebagai lembaga atau badan usaha yang memberikan layanan teknis berupa konsultasi atau kontrak kerja pemasangan PLTS.

Untuk meningkatkan kontribusi listrik surya dalam bauran energi nasional perlu dilakukan upaya-upaya untuk memperluas penggunaan pembangkit listrik tenaga surya di masyarakat khususnya masyarakat urban dan tetap menjalankan program program kelistrikan wilayah terpencil dengan SHS. Hal ini sangat potensial karena masyarakat urban memiliki karakteristik yang relatif lebih baik dibanding masyarakat pedesaan dalam mengembangkan listrik surya yang bersifat swakarsa dan swadana sehingga gabungan dua pendekatan, yaitu PLTS daerah terpencil dan masyarakat urban, akan mampu mewujudkan peta jalan bauran EBT sebesar 23% pada tahun 2025. 

Referensi : 

Tumiwa, F., & Citraningrum, M. (2019). Energi Surya untuk Kota: Analisa Potensi Pasar dan Rekomendasi untuk Akselerasi Pengembangan Rooftop Solar di Dua Kota Metropolitan di Indonesia. 

Respati, R.S., (2008) “Peluang Bisnis Photovoltaic di Indonesia”, Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI). 

Zhang, S. and Y. He (2013), 'Analysis on the development and policy of solar PV in China', Renewable and Sustainable Energy. 

Ranjan, S., Balaji, S., Panella, R., Ydstie, E., (2011). Silicon solar cell production. Computers and Chemical Engineering.

Winegarner, R.M., 2011. Polysilicon (supply and demand).

Market and Technology Readiness in Indonesia A Successful Path Line for Rooftop Solar PV. PT. LEN Industri (Persero).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun