Mohon tunggu...
Singgih Setiawan
Singgih Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Peduli Banjir Rob di Pekalongan, Mengatasi Tantangan dan Membangun Ketahanan Komunitas

14 Agustus 2024   13:39 Diperbarui: 14 Agustus 2024   13:46 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pekalongan, kota yang dikenal dengan kekayaan budaya dan tradisinya, kini menghadapi tantangan serius akibat fenomena banjir rob. Banjir rob, yang merupakan kenaikan permukaan air laut akibat fenomena pasang surut dan faktor perubahan iklim, semakin sering melanda wilayah pesisir kota ini. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya kolektif dari semua pihak---pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.

Penyebab dan Dampak Banjir Rob

Banjir rob di Pekalongan disebabkan oleh kombinasi faktor alam dan manusia. Kenaikan permukaan laut yang dipicu oleh perubahan iklim global menyebabkan meningkatnya intensitas banjir rob. Selain itu, faktor lokal seperti penurunan tanah akibat pengambilan air tanah berlebihan juga memperburuk situasi. Dampaknya terasa sangat signifikan, mulai dari kerusakan infrastruktur, dampak terhadap kesehatan masyarakat, hingga kehilangan mata pencaharian bagi warga yang bergantung pada sektor perikanan dan pertanian.

Langkah-langkah Penanganan dan Mitigasi

Untuk mengatasi masalah ini, berbagai langkah mitigasi dan penanganan perlu diimplementasikan. Pertama, pemerintah daerah harus mengembangkan rencana tata ruang yang memperhatikan risiko banjir rob dan meningkatkan kapasitas infrastruktur drainase. Pembangunan tanggul, normalisasi sungai, dan penataan kawasan pesisir adalah langkah-langkah strategis yang dapat membantu mengurangi dampak banjir rob.

Kedua, penting untuk melibatkan masyarakat dalam upaya penanggulangan banjir rob. Program-program edukasi tentang perubahan iklim dan dampaknya dapat meningkatkan kesadaran dan keterlibatan warga. Masyarakat juga perlu didorong untuk berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan dan pemeliharaan lingkungan guna mengurangi risiko banjir.

Ketiga, kerjasama dengan sektor swasta dalam pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap banjir rob dapat menjadi solusi jangka panjang. Investasi dalam teknologi baru dan inovatif, seperti sistem peringatan dini dan solusi berbasis teknologi untuk manajemen air, dapat memperkuat ketahanan kota terhadap banjir rob.

Membangun Ketahanan Komunitas

Selain upaya teknis, membangun ketahanan komunitas juga menjadi aspek krusial dalam mengatasi banjir rob. Pendekatan berbasis komunitas yang melibatkan perencanaan partisipatif dan pengembangan kapasitas lokal dapat membantu masyarakat lebih siap menghadapi bencana. Program pelatihan, simulasi bencana, dan pembentukan kelompok tanggap darurat di tingkat komunitas dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan respons terhadap bencana.

Pentingnya kolaborasi antar lembaga, komunitas, dan sektor swasta dalam penanggulangan banjir rob tidak bisa dianggap remeh. Hanya dengan upaya bersama dan terkoordinasi, Pekalongan dapat menghadapi tantangan ini dan melindungi masa depan kota serta warganya dari dampak buruk banjir rob. Melalui komitmen dan tindakan nyata, diharapkan kota Pekalongan dapat pulih dan berkembang meskipun dalam kondisi yang menantang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun