Mohon tunggu...
ANNA JULIANTO
ANNA JULIANTO Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa

orang biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengapa Korban Covid-19 Meninggal di Jakarta Lebih Banyak Dibanding Bali?

5 April 2020   16:42 Diperbarui: 5 April 2020   16:43 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita telusuri Bali dan Jakarta sama-sama di datangi oleh turis manca negera terutama dari China dengan jumlah yang besar.

Meski belum ada penelitian yang dilakukan marilah kita teliti hubungan kesehatan tubuh dengan pencemaran udara.

Menurut Dr. Suci Sutinah Diah Suksmasari, Regional Medical Lead Redoxon, yang dikutip suara.com  ada tiga hal yang memengaruhi sistem imun seseorang, yakni polusi udara, perubahan suhu, dan bekerja di ruangan tertutup. Polusi, kata dr. Suci, membuat sistem imun bekerja lebih keras sehingga rentan terserang penyakit dari virus dan kuman.

Untuk diketahui beberapa penelitian menunjukan bahwa pencemaran udara di Jakarta lebih tinggi dibanding di Bali.

Bahkan beberapa waktu yang lalu ada Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ) yang sangat mencemaskan kualitas udara Jakarta yang tidak sehat.

Pencemaran udara bisa mempengaruhi kesehatan tubuh dan juga kekebalan tubuh sehingga ketika pencemaran daerah tersebut tinggi maka penduduk daerah tersebut akan mudah terserang penyakit.

Pencemaran udara yang tinggi di barengi dengan penggunaan pendingin ruangan atau AC ( Air Conditioning ) sama seperti orang  merokok yang sedikit demi sedikt memasukan racun ke dalam tubuh sehingga mempengaruhi daya tahan tubuh dan menimbulkan berbagai macam penyakit.

Mengapa bisa begitu karena penggunaan AC harus dalam ruang tertutup baik itu dalam ruangan gedung maupun mobil sehingga ketika ruangan itu dimasuki orang  maka udara dari luar akan masuk ke dalam ruangan dan terperangkap dalam ruangan tersebut.

Jika udara yang masuk bersih dari pencemaran tidak akan membawa dampak buruk yang signifikan bagi tubuh tapi jika udara yang masuk mengandung partikel-partikel berbahaya bagi tubuh maka akan membawa dampak buruk bagi tubuh manusia.

Sudah banyak contoh tragis ketika udara kotor yang penuh zat-zat berbahaya masuk dalam ruangan dengan jumlah yang besar bisa menyebabkan kematian.

 Ada mobil diparkir dengan kondisi mesin menyala dan kaca tertutup karena menggunakan AC menyebabkan kematian pada orang yang ada didalamnya,

Atau ada kasus penghuni rumah  meninggal karena menyalakan genset didalam rumah saat listrik dari PLN mati yang menyebabkan asap genset tidak bisa keluar dan meracuni seluruh penghuni rumah dan akhirnya berujung pada kematian.

Pencemaran udara menjadi faktor yang perlu dipikirkan dalam mengatasi wabah penyakit bagaimana kota Wuhan,China setelah di lockdown polusi udara sangat berkurang dan orang yang sembuh dari covid-19 juga bertambah dan pasien terinfeksi juga berkurang.

Untuk itu sudah saatnya Indonesia menjadi pelopor dan memperdulikan kualitas udara karena hal ini  berkaitan dengan biaya pengobatan yang harus ditanggung pemerintah maupun rakyat, semakin sehat rakyat Indonesia maka semakin sedikit biaya pengobatan yang dikeluarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun