Mohon tunggu...
ANNA JULIANTO
ANNA JULIANTO Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa

orang biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Amankah Ruang Ber-AC yang Kita Tempati Saat Ini?

19 Maret 2020   10:29 Diperbarui: 20 Maret 2020   08:17 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Virus corona atau covid-19 yang saat ini sampai ke Indonesia dan juga menyebar ke berbagai negara telah membuat kepanikan dimana-mana dan juga membuat beberapa negara melakukan lockdown ataupun penutupan wilayah.

Mengapa covid-19 atau berbagai virus yang berasal dari daerah sub tropis yang bersuhu rendah bisa sampai ke Indonesia yang bersuhu panas? Pasti ada sebabnya. Mari kita telusuri pergerakan orang-orang pembawa virus itu sampai ke Indonesia.

Pembawa virus datang ke Indonesia dari negara yang bersuhu rendah lalu naik pesawat atau kapal pesiar yang ada pendingin ruangan atau AC ( Air Conditioning ) lalu datang di bandara yang ada AC kemudian naik mobil yang ada AC terus masuk hotel atau rumah yang ada AC kemudian bertemu orang di ruangan yang ada AC jadi sudah berapa orang saja yang di temui yang berpotensi tertular saat dari bandara awal hingga tempat pertemuan yang dimana semua kondisi dia berada dalam suhu ruangan yang rendah ( dingin).

Profesor Gnter Kampf dari Greifswald University Hospital yang dikutip liputan6.com mengatakan, suhu rendah dan kelembaban udara tinggi semakin meningkatkan kemampuan virus dalam bertahan hidup.

Selain itu Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam, kemampuan bertahan COVID-19 di suhu rendah terlihat dari tingginya penyebaran virus tersebut di kota-kota yang bersuhu dingin.

"Pusat penyebaran COVID-19: Wuhan 13 C,Qom 19C,Daegu 11C, Lombardy 14C, Hokkaido 0C. Virus memang lebih lama bertahan di luar pada suhu dingin," demikian disampaikan oleh Ari melalui akun Twitter-nya @DokterAri pada Minggu (9/3/2020).

Adapun sebelumnya, Peneliti bidang mikrobiologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sugiyono Saputra mengatakan kemampuan bertahan hidup virus, terutama yang masuk dalam keluarga Coronavirus menurutnya dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain jumlah, suhu, hingga kelembaban. Keduanya mampu bertahan hidup lebih lama di kondisi yang lembab dan dingin.

"Memang betul semakin rendah suhu, semakin dingin ketahanannya semakin lama. Namun, jika suhunya semakin panas kira-kira diatas 30 derajat celcius memang ketahannya semakin rendah. Ini bukan karakteristik dari Covid-19 tapi Coronavirus lainnya yang sudah diteliti sebelumnya. Saat ini masih mengacu kesana," katanya ketika dihubungi oleh Bisnis.com belum lama ini.

Kemudian Kompas.com mengutip dari Ketua penelitian terbaru ini, Hu Shixiong, mengatakan bahwa cuplikan kamera keamanan menunjukkan pasien "A" tidak melakukan interaksi dengan penumpang lainnya. Namun, saat bus berhenti di kota selanjutnya, virus telah berpindah dari pembawa virus ke tujuh penumpang lainnya. 

Pasien yang terinfeksi tidak hanya orang-orang yang duduk relatif dekat dengan "A", tetapi juga beberapa korban yang duduk berjarak 6 baris dengannya, atau sekitar 4,5 meter. Mereka semua dikonfirmasi positif, termasuk satu penumpang yang tidak menunjukkan gejala apapun. Setelah para penumpang keluar, sekelompok orang lainnya menaiki bus sekitar 30 menit kemudian. 

Satu penumpang yang duduk di baris depan di sisi lain lorong bus pun terinfeksi.  Saat penelitian selesai di pertengahan Februari lalu, peneliti menyimpulkan bahwa pasien "A" telah menginfeksi setidaknya 13 orang lainnya. 

Dari kasus tersebut disimpulkan "Dapat dikonfirmasi bahwa dalam lingkungan tertutup dengan pendingin ruangan, jarak penularan dari virus corona baru ini akan melebihi jarak aman yang diketahui," kata peneliti dalam penelitian yang dipublikasikan pada Jurnal Practical Preventive Medicine, Jumat (6/3/2020) lalu. 

Penelitian tersebut juga menggarisbawahi risiko bahwa virus dapat tetap tinggal meskipun pembawa virus telah pergi dari bus. Tapi dalam kasus tersebut juga ada hal yang menggembirakan yaitu penumpang yang duduk di sebelah pembawa virus tidak terinfeksi

Dari beberapa sumber berita dapat diambil pelajaran untuk mengetahui sangat rentan sekali seseorang terkena virus ketika berada dalam ruangan ber-AC. 

Jadi alangkah baiknya ada langkah-langkah untuk melindungi orang-orang yang berada dalam ruangan ber-AC seperti dokter, perawat, cleaning service, roomboy, satpam, penjaga toko atau pengunjung toko, pengguna transportasi dan masih banyak lagi.

Perlu ada prosedur atau langkah yang aman dalam penggunaan pendingin ruangan atau AC disaat merebaknya virus covid-19 disini saya coba mengusulkan beberapa hal yang mungkin bisa membantu mengurangi resiko terkena virus.

1. Transportasi publik harus dibersihkan dan diberi disinfektan satu atau dua kali sehari, terutama setelah penumpang tiba di terminal.

2. Mall atau minimarket atau toko atau kantor atau tempat berkumpulnya orang  untuk mematikan AC lalu diganti kipas angin biasa serta membuat sirkulasi udara lancar kalau terpaksa ruangan harus ada AC, harus rajin dibersihkan dan disemprot disinfektan.

3. Tempat pendaftaran pasien atau ruang tunggu pasien di rumah sakit atau klinik atau puskesmas atau tempat berobat  harus berada dalam ruangan yang tidak ber-AC dan punya sirkulasi udara yang bagus kalau bisa ada pencahayaan dari matahari yang cukup dan diberi disinfektan lebih sering dari biasanya.

4. Penyediaan masker gratis untuk pasien yang menderita batuk, pilek atau flu yang berkunjung ke tempat layanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas atau klinik atau bepergian di tempat umum.

5. Untuk pabrik AC harus bisa mengembangkan produk yang tidak hanya bisa mendinginkan ruangan saja juga bisa mematikan virus, bakteri dan kuman-kuman penyakit.

6. Untuk AC dirumah atau di mobil pribadi untuk rajin dibersihkan dan juga ruangan yang ber-AC harus sering dibersihkan dan sirkulasi udara harus ada dan jangan menggunakan AC terlalu lama.

7. Untuk dipikirkan masa yang akan datang bandara atau pelabuhan kedatangan atau pintu perbatasan perlu ada lorong disinfektan, pemeriksaan suhu tubuh bahkan pemeriksaan kesehatan serta ruang panas yang ada secara permanen terpasang tidak hanya saat terjadi musibah penyakit saja.

8. Untuk pembeli Ice cream atau minuman dingin, buah-buahan, sayuran atau daging yang ada di dalam freezer atau lemari es atau lemari pendingin untuk mencuci dulu di air yang mengalir sebelum digunakan.

Akhir kata tetap jalankan gaya hidup bersih, berdoa, beribadah dan bertawakal sebab tidak semua orang yang berdampingan atau bertemu dengan orang positif Covid-19 yang tertular dan juga orang yang positif covid-19 bisa sembuh seperti sedia kala. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun