Mohon tunggu...
ANNA JULIANTO
ANNA JULIANTO Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa

orang biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penyebaran COVID-19 yang Perlu Diwaspadai

17 Maret 2020   10:31 Diperbarui: 18 Maret 2020   09:42 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya bukan ahli tapi saya cuma seorang pemerhati berita, disini saya mau urun saran pencegahan yang mungkin tidak dibicarakan oleh banyak orang. Mari kita telusuri asal mula virus covid-19 yaitu daerah Wuhan, China. Lalu kita telusuri lagi berapa rata-rata suhu di daerah Wuhan saat terjadi virus itu dalam musim semi dan seperti banyak ahli virus menyampaikan kalau virus bisa bertahan  lama di udara dingin atau suhu rendah.

Seperti yang dikutip Tempo menurut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam, kemampuan bertahan COVID-19 di suhu rendah terlihat dari tingginya penyebaran virus tersebut di kota-kota yang bersuhu dingin.

"Pusat penyebaran COVID-19, Wuhan 13 C, Qom 19C, Daegu 11C, Lombardia 14C, Hokkaido 0C. Virus memang lebih lama bertahan di luar pada suhu dingin," demikian disampaikan Ari melalui akun Twitter-nya @DokterAri.

Kemudian kita telusuri lagi orang-orang yang ada di Indonesia kenapa bisa tertular pada kasus pertama tertular dengan orang jepang saat menghadiri suatu pertemuan di sebuah ruangan yang saya perkirakan menggunakan pendingin ruangan atau air conditioning ( AC ) jadi penyebaran akan sangat mudah.

Lalu kasus yang positif COVID-19 yang ada di solo yang ternyata sebelumnya dia mengikuti seminar di Bogor dan biasanya ruang seminar menggunakan pendingin ruangan atau AC.

Dan menurut fakta baru yang dikutip Kompas :"Dapat dikonfirmasi bahwa dalam lingkungan tertutup dengan pendingin ruangan, jarak penularan dari virus corona baru ini akan melebihi jarak aman yang diketahui," kata peneliti dalam penelitian yang dipublikasikan pada Jurnal Practical Preventive Medicine, Jumat (6/3/2020) lalu.Penelitian tersebut juga menggarisbawahi risiko bahwa virus dapat tetap tinggal meskipun pembawa virus telah pergi dari bus.

Menurutku Indonesia yang suhu rata-rata hangat hingga panas tidak perlu melakukan lockdown karena akan banyak merugikan rakyat dan juga bisa menimbulkan huru hara yang justeru akan memperburuk situasi.

Jadi sudah saatnya penyemprotan disinfektan lebih difokuskan untuk ruangan yang ber-AC seperti gedung dan transportasi umum selain itu untuk pemilik rumah atau mobil yang ber AC untuk rajin membersihkan ruangan dan juga membuka sirkulasi udara dan mengusahakan agar ruangan bisa terpapar sinar matahari.

Meski masih kontroversi apakah pada suhu panas virus bisa hilang tapi yang sudah pasti di suhu dingin virus itu lebih lama bertahan jadi saatnya bijak menggunakan AC dan perlu prosedur yang aman ketika ada dalam ruangan ber-AC.

Akhir kata, Allah masih mencintai hambanya dan buktinya orang-orang yang ada di Wuhan dan orang-orang yang berinteraksi dengan para penderita covid-19 masih banyak yang hidup karena setiap manusia dia anugerahi Allah kekuatan untuk melalui kehidupan di dunia.

Yakinlah bahwa semua kejadian itu diatur Allah bahkan daun yang jatuh itupun atas ijin Allah, jadi saatnya manusia berusaha sebaik-baiknya dengan disertai berdoa, beribadah dan bertawakal kepada Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun