Mohon tunggu...
Sindy Maulia Herdiyanti
Sindy Maulia Herdiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Halo guys, Aku sindy si penulis pemula yang sedang mencoba untuk melatih diri untuk bisa menulis dengan baik.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Desa Wisata Kampung Tajur, Salah Satu Wisata Edukasi di Purwakarta

12 November 2022   22:37 Diperbarui: 12 November 2022   22:57 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alam merupakan sebuah tempat yang tepat untuk menjernihkan pikiran dari segala hiruk pikuk kehidupan atau dalam istilah saat ini yaitu healing. Salah satu tempat yang pas untuk healing atau berlibur sekaligus ikut belajar sesuatu hal yang jarang terdapat di kota yaitu tempat wisata Kampung Tajur yang berlokasi di Purwakarta. Tempat wisata ini bisa memanjakan pengunjungnya dengan pemandangan alam yang indah dan cocok juga untuk kita yang mungkin merindukan keasrian suasana desa yang unik atau khas.  

Kampung Tajur ini merupakan sebuah kampung yang terletak di sebuah desa yang bernama Desa Pasanggrahan, Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta. Jarak tempuhnya sendiri jika dari kota kurang lebih 28-kilometer dengan waktu tempuh sekitar 1 jam lebih. Perjalanan menuju kampung tajur sendiri bisa menggunakan kendaraan beroda dua maupun beroda empat. Jalan yang dilalui menuju kampung tajur ini lumayan menanjak karena kampung ini berada di lereng Gunung Burangrang.

Sesampainya di Kampung Tajur, kita akan disuguhkan dengan keunikan dan khas rumah adat sunda yaitu rumah panggung yang terbuat dari kayu dan bambu. Rumah panggung di kampung tajur sendiri saat ini rata-rata dicat dengan warna hitam dan putih. Rumah yang begitu tertata rapi, lingkungan yang bersih, dan udara segar khas pedesaan membuat kita mampu menghilangkan penat sejenak dari kebisingan kota.

Para penduduk di kampung tajur ini begitu ramah dan baik, dan menyambut para pengunjung yang datang dengan senyuman. Oh ya, hampir lupa, masuk ke wisata Kampung Tajur sendiri tidak dikenakan tarif alias gratis, namun untuk menikmati dan menjelajahi keindahan sekitar kampung tajur sendiri kita diperlukan untuk menginap. 

Karena di kampung tajur ini para penduduk setiap rumahnya memiliki homestay yang telah disediakan untuk pengunjung yang ingin bermalam, untuk tarif bermalamnya sendiri sebenarnya tidak terlalu ditentukan berapa harganya, namun biasanya pengunjung yang datang kesini untuk menginap membayar sekitar 200-300 ribu rupiah. 

Pengunjung yang menginap bisa merasakan segala aktivitas penduduk di alam pedesaan serta ikut belajar kegiatan para penduduk seperti bercocok tanam, membajak sawah, beternak, menanam padi, menumbuk padi, membuat kerajinan seperti menganyam dari bambu, belajar memasak menggunakan hawu (kompor tradisional yang terbuat dari tanah liat dan apinya menggunakan kayu yang dibakar) dan belajar kegiatan lainnya.

Tak hanya itu, dikampung tajur kita dapat melihat berbagai pemandangan alam seperti air terjun, hamparan sawah atau kebun milik penduduk, sungai yang begitu jernih airnya, dan sejuknya suasana di lereng Gunung Burangrang yang masih ditumbuhi banyak pepohonan yang begitu rindang. 

Jika para pengunjung ingin mencoba menjelajahi hingga ke puncak Gunung Burangrang bisa memakan waktu sekitar kurang lebih 3-4 jam. Jadi misalkan jika kita menginap disalah satu homestay milik penduduk atau warga, kemudian kita mengikuti aktivitas warga tersebut seperti bercocok tanam, kemudian secara tidak langsung kita pun akan diajak ke kebun warga tersebut yang mungkin ada di puncak gunung burangrang. Karena saat itu pun warga tersebut menunjukkan betapa indahnya pemandangan kota purwakarta yang dapat dilihat di puncak Gunung Burangrang tersebut.

Tempat wisata kampung tajur ini merupakan tempat wisata yang begitu bagus untuk dikunjungi dengan berbagai kearifan lokal yang dimilikinya, adat dan tradisi yang masih tetap dilestarikan, dan menjaga serta memanfaatkan kekayaan alam dengan baik menjadikan tempat ini cocok untuk kalian yang ingin berlibur dan ingin belajar hal baru juga. 

Namun karena tempatnya yang terletak di lereng gunung sehingga suhu udara yang lumayan dingin yang jika dikira-kira suhunya sekitar 18 derajat disarankan untuk wisatawan agar membawa baju hangat atau jaket supaya tidak kedinginan.

adira.id/e/fkl2022-blogger

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun