Mohon tunggu...
Florentina Sindhi Kius
Florentina Sindhi Kius Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya merupakan mahasiswi Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tarian Caci dalam Budaya Masyarakat Manggarai, Flores Nusa Tenggara Timur

7 Mei 2023   22:18 Diperbarui: 8 Mei 2023   12:47 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para penari caci. (Foto: Klasika.kompas.id)

Pulau Flores di Provinsi Nusa Tenggara Timur menyimpan keindahan alam yang mempesona para wisatawan untuk berkunjung. Tidak hanya dari segi alam, kebudayaan khas Flores seperti tari caci juga memiliki daya tarik tersendiri. 

Tarian caci adalah salah salah satu kesenian tradisional sejenis tarian perang khas dari masyarakat Manggarai di Pulau Flores. Tarian ini merupakan tarian tradisional yang dimainkan oleh dua penari laki-laki. Mereka menari, sambil bertarung dengan menggunakan cambuk dan perisai sebaga senjatanya.

Tarian caci masih lestari sampai saat ini. Tarian ini dianggap sebagai kultur serta seni budaya yang sakral. 

Berdasarkan sejarah, tarian ini inspirasinya berasal dari adu kuat para pemuda dalam pertarungan antarwilayah secara turun temurun. Walaupun memiliki unsur kekerasan yang kuat, sebenarnya filosofi yang dianut tarian ini adalah pesan sportivitas, damai, dan saling menghormati.

Seni tari ini sendiri masih dipraktekkan hingga saat ini, namun tidak lagi menjadi satu-satunya penentu akan kedewasaan dan penghormatan terhadap kaum laki-laki. Zaman yang semakin berkembang membuat seni tari ini agak ditinggalkan, terutama kaum muda yang sudah banyak terpengaruh dengan faktor modernisasi.

Meski demikian, tari ini sering dijadikan penampilan pada momentum reuni sebuah keluarga yang asalnya dari Manggarai. Saat ini ceritanya lebih berfokus pada keakraban serta persaudaraan.

Tidak selalu atraksi unjuk kemampuan dan kekuatan. Biasanya tarian ini dibawakan oleh laki-laki yang luwes, berusia 20 sampai 50, dan memiliki kemampuan bertarung. 

Penari caci tidak bergerak begitu saja dalam membawakan tarian adat ini, melainkan diiringi dengan musik serta mengenakan properti untuk menambah kesan kuat dan menarik pada tariannya.

Selain itu, terdapat juga properti lainnya yang dapat mendukung jalannya tarian caci, yakni seperti berikut. 

Pertama, cambuk. Cambuk berfungsi sebagai senjata utama untuk menyerang lawan. Biasanya cambuk yang digunakan penari terbuat dari bahan kulit sapi ataupun kerbau yang sudah dikeringkan sebelumnya. Sedangkan bagian pegangannya dibuat dari kulit kerbau, dan ujungnya dipasang kulit kerbau lebih tipis yang telah kering (disebut lempa). 

Kedua, celana. Properti berikutnya dalam tari Caci adalah bawahan, berupa celana panjang dengan warna putih yang dipadukan songket (kain khas Manggarai). Bagian ini dipakai mulai dari pinggang sampai ke lutut, sedangkan bagian atas tubuhnya terbuka karena akan menerima serangan dari lawan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun