Semisal saya sendiri yang saat ini seorang pegawai swasta. Untuk itu tujuan keuangan saya adalah memiliki dana darurat, asuransi kesehatan yang bisa memproteksi diri sewaktu-waktu, dana menikah, dana membeli kendaraan, dan dana untuk DP rumah tinggal.
Tujuan keuangan terbagi ke dalam jangka pendek dan jangka panjang. Contoh tujuan jangka pendek adalah dana darurat dan dana uang muka rumah. Sementara tujuan jangka panjang adalah uang pensiun.
Selanjutnya, saya mengatur perencanaan keuangan seperti total uang yang saya butuhkan untuk mencapai tujuan keuangan, berapa lama jangka waktu yang diperlukan, berapa total uang yang harus saya sisihkan setiap bulan, dan yang tidak kalah penting adalah instrumen keuangan tempat saya menyimpan semua aset nantinya.
Perencanaan keuangan bersifat dinamis dan mengedepankan rasionalitas. Sangat penting untuk diingat bahwa setiap orang dipengaruhi faktor yang berbeda untuk mencapai tujuan keuangan, maka perencanaan keuangannya juga demikian. Selain itu, prosesnya sangat panjang dan berliku-liku Jadi, sangat dibutuhkan tekad yang bulan dan konsistensi agar semua impian tercapai.
Bumbu kedua mengatur agar pengeluaran tidak lebih besar dari penghasilan.
Sebagai seorang pegawai swasta, penghasilan saya berjumlah tetap setiap bulannya. Untuk itu saya mengakali dengan mencari penghasilan tambahan dengan memanfaatkan hobi penulis.
Prita Ghozie, seorang financial planner dari ZAP Finance menyarankan untuk membagi penghasilan ke dalam tiga pos utama yaitu living, playing, dan saving. Di mana jumlah alokasinya sebesar 50-70% untuk biaya living dan playing. Sementara sisanya disimpan untuk kebutuhan masa depan seperti biaya pernikahan, biaya melahirkan, biaya KPR rumah, dan biaya lainnya. Ia juga menyarankan untuk mengutamakan dana darurat sebelum memulai berinvestasi.
Jadi, 70 persen dari penghasilan utama saya alokasikan untuk biaya hidup. Sementara 30 persen sisanya ditambah dengan penghasilan dari gaji sampingan akan saya tabung. Meskipun, dalam pelaksanaannya beberapa kali saya melakukan khilaf tapi dalam batas yang bisa ditoleransi ya! Sila atur berapa batas pengeluaran setiap bulan yang bisa kamu toleransi. Namun, konsistensi akan membawamu lebih cepat ke tujuan keuangan.
Dan yang tak kalah penting adalah melakukan pencatatan keuangan. Dalam perencanaan keuangan, hal ini sering dilupakan. Padahal pencatatan keuangan membuat kamu mengerti diri sendiri dengan mengetahui kemana semua uang pergi, selanjutnya kamu bisa membedakan mana keinginan dan kebutuhan untuk pengeluaran yang lebih mindful, dan kamu bisa mengevaluasi dan menilai apakah perencanaan keuangan berjalan baik atau tidak.
Bumbu ketiga, menempatkan uang ke dalam produk keuangan yang simpel, aman, dan nyaman agar makroprudensial aman terjaga.
Setelah itu, perluas wawasanmu dengan mengenali produk-produk keuangan. Ada berbagai produk keuangan seperti rekening tabungan, pembiayaan, asuransi, tabungan emas di pegadaian, dana pensiun, dan pasar modal. Pemilihan produk keuangan tersebut disesuaikan dengan tujuan keuangan yang sudah ditetapkan.