Mohon tunggu...
Politik

Menguak Makna Poster 'Tolak Soeharto sebagai Pahlawan Nasional'

30 Mei 2016   20:58 Diperbarui: 30 Mei 2016   21:24 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Poster 1(kiri): https://1.bp.blogspot.com/-RPSE-oaIX50/V0Uwu7j2jJI/AAAAAAAAAf0/ao3zNZAxLd0uxzUEsqQPAnTY2WCxxVZ_gCLcB/s1600/soehrt.jpg Poster 2 (kanan): https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10154196451658839&set=a.434151148838.209708.709028838&type=3&theater

Oleh: Sindu Lintang Ismoyo (1412307024)

Mahasiswa Desain Komunikasi Visual

ISI Yogyakarta

Beberapa hari lalu, wacana pemberian gelar pahlawan terhadap mantan Presiden Soeharto kembali mencuat. Usulan Soeharto sebagai pahlawan nasional dikemukakan melalui musyawarah nasional luar biasa Partai Golkar yang dilaksanakan 15-17 Mei lalu. Musyawarah nasional partai berlogo beringin ini menginstruksikan agar Ketua Umum Setya Novanto memperjuangkan Soeharto sebagai pahlawan nasional.

Seperti di tahun-tahun sebelumnya, wacana penetapan Soeharto sebagai pahlawan nasional memicu pro kontra dari berbagai pihak. Sehingga, tidak heran apabila berbagai dukungan maupun aksi penolakan mewarnai jagat maya akhir-akhir ini.

Salah satu organisasi yang cukup aktif dalam menentang wacana tersebut adalah KontraS. Sejak isu tersebut kembali mencuat, organisasi satu ini cukup berperan aktif dalam mempengaruhi masyarakat untuk mengingat kembali kasus-kasus Orde Baru yang sampai saat ini belum ada kejelasannya. Media yang mereka gunakan untuk mengingatkan masyarakat adalah website dan poster-poster terkait mantan Presiden Soeharto yang mereka sebar.

Nah, dalam post ini saya akan meninjau beberapa poster dengan headline ‘Tolak Soeharto sebagai Pahlawan Nasional’ yang disebar oleh KontraS beberapa waktu belakangan. Semoga bermanfaat!

Sekilas tentang Isu Gelar Kepahlawanan Soeharto

Sebelum meninjau posternya, saya ingin menjelaskan terlebih dulu mengenai isu pemberian gelar pahlawan ini. Sebenarnya, sudah sejak lama nama Soeharto menjadi kandidat Pahlawan Nasional. Berdasarkan Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan dan Kesetiakawanan di Kementrian Sosial, pada tahun 2010 nama Soeharto masuk menjadi salah satu dari 10 calon bakal pahlawan nasional. Namun karena berbagai pro kontra dari kalangan masyarakat maupun tokoh politik, gelar pahlawan untuk Soeharto masih diendapkan sampai sekarang.

Menurut Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 2010, penetapan gelar pahlawan nasional ditentukan oleh Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan. Dalam aturan, seseorang yang berhak mendapatkan gelar pahlawan nasional yaitu, WNI atau seseorang yang berjuang di Indonesia, berintegritas, berjasa terhadap bangsa, tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 tahun. Hal inilah yang diperdebatkan oleh tokoh politik dan masyarakat, karena seperti yang kita tahu bahwa selama masa jabatannya sebagai presiden banyak terjadi kasus pelanggaran HAM yang sampai sekarang belum ada penyelesaiannya.

Deskripsi KontraS dan Posternya

KontraS adalah organisasi yang bergerak untuk orang hilang dan tindak kekerasan. Sejak isu pemberian gelar pahlawan untuk Soeharto mencuat kembali, organisasi ini gencar memberitakan dan menyebar poster terkait penolakan terhadap wacana tersebut. Pemberitaan tersebut mereka sebar melalui laman facebook maupun website-nya. Sedikitnya ada dua poster bertajuk ‘Tolak Soeharto sebagai Pahlawan Nasional’ yang mereka share ke dunia maya dan mendapat berbagai respon dari para pengguna internet.

Poster yang pertama bergambar laut dan matahari dengan foto Soeharto yang setengah bagiannya tertutup tangan. Di gambar laut atau ombak terdapat tahun dan nama beberapa aktivis serta kejadian sepanjang Orde Baru. Ditambah tulisan ‘Janji Politik Memberi Gelar Pahlawan Kepada Alm. Soeharto adalah Upaya Melanggengkan Impunitas dan Menyempurnakan Kembalinya Orde Baru.’

Sedangkan poster kedua memakai foto Soeharto yang diedit sedemikian rupa dengan asap rokok yang bertuliskan kasus-kasus selama ia menjabat sebagai Presiden Indonesia. Di poster kedua ini, warna digunakan lebih kontras dan mencolok dibandingkan poster pertama, dengan paduan warna hitam, kuning dan merah.

Kedua poster tersebut digarap dengan tampilan yang simpel, dan cenderung tradisonal. Terlihat dari pemilihan warna yang minim dan mencolok tapi tetap mampu merebut perhatian masyarakat karena adanya point of interest dalam poster.

Pengertian dan Fungsi Poster

Poster yang digunakan KontraS ini lumayan menarik dan cukup untuk mengingatkan masyarakat akan kasus-kasus Orde Baru. Adapun pengertian singkat dari poster adalah media sosialisasi dan publikasi menggunakan kertas yang ditempel di dinding atau tempat-tempat tertentu untuk menyuarakan, mengajak dan mempengaruhi khalayak ramai akan maksud yang tercantum dalam poster.

Tujuan dibuatnya poster bisa bermacam-macam, misalnya untuk menginformasikan sesuatu, mengiklankan produk, melarang sesuatu, media propaganda dan lain sebagainya.

Makna dibalik Poster ‘Tolak Soeharto sebagai Pahlawan Nasional’

Sumber: Poster 1(kiri): https://1.bp.blogspot.com/-RPSE-oaIX50/V0Uwu7j2jJI/AAAAAAAAAf0/ao3zNZAxLd0uxzUEsqQPAnTY2WCxxVZ_gCLcB/s1600/soehrt.jpg Poster 2 (kanan): https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10154196451658839&set=a.434151148838.209708.709028838&type=3&theater
Sumber: Poster 1(kiri): https://1.bp.blogspot.com/-RPSE-oaIX50/V0Uwu7j2jJI/AAAAAAAAAf0/ao3zNZAxLd0uxzUEsqQPAnTY2WCxxVZ_gCLcB/s1600/soehrt.jpg Poster 2 (kanan): https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10154196451658839&set=a.434151148838.209708.709028838&type=3&theater

Kedua poster di atas termasuk poster propaganda, yang dalam hal ini bertujuan untuk menyadarkan serta mengingatkan rakyat Indonesia akan kasus-kasus Orde Baru serta memprovokasi masyarakat untuk kontra terhadap wacana pemerintah mengangkat Soeharto sebagai pahlawan nasional. Pembuat poster ini dengan cukup jelas dan tegas mengajak kita untuk menolak wacana pemerintah tersebut. Hal ini terlihat dari penggunaan tipografi yang tegak, gemuk dan tanpa kait yang memberikan kesan tegas ketika melihatnya. Sekali lagi, memberi makna bahwa si pembuat poster seolah kokoh dan yakin dengan apa yang ingin ia sampaikan dalam poster.

Dari sekilas melihat, poster yang disebar KontraS cukup menarik perhatian netizen karena jelas ada beberapa hal yang disampaikan oleh desainernya dalam poster ini. Di poster pertama misalnya, terdapat gambar ombak dan matahari dengan foto Soeharto yang setengah bagiannya tertutup tangan. Jika kita mengamati lebih detail, kita akan melihat angka-angka dan sederetan nama mengambang di ombak yang tergambar dalam poster.

Angka dan nama ini ternyata adalah sederetan kasus terkait Orde Baru di mana kala itu Soeharto menjadi Presiden di Indonesia. Mulai dari kasus DOM di Aceh (1976-1989), kasus penembakan misterius Petrus (1981-1985) sampai kasus Marsinah (1995) yang sampai sekarang kasusnya masih mengambang. Berikut adalah daftar lengkap mengenai dugaan kasus yang dilakukan Soeharto selama masa jabatannya:

Sumber: http://www.kontras.org/…/daftar%20kejahatan%20soeharto-1.pdf
Sumber: http://www.kontras.org/…/daftar%20kejahatan%20soeharto-1.pdf
Hal menarik lainnya adalah wajah Soeharto yang ditempel di matahari tapi separuh wajahnya tertutup oleh tangan. Berdasarkan tinjauan saya, matahari tersebut adalah analogi dari wacana pengangkatan Soeharto sebagai pahlawan nasional, sedangkan tangan yang seolah menghalau adalah bentuk dari penolakan akan wacana tersebut. Sebab penolakan sudah cukup dijelaskan oleh sederetan angka dan nama yang seolah tenggelam di bawah kekuasaan Soeharto. Argumen saya ini cukup diperkuat dengan tipografi yang ada di atas dan bawah ilustrasi poster, juga poin-poin terkait elemen dalam ilustrasi posternya.

Sedangkan poster kedua tampak lebih simpel dibandingkan yang pertama. Memperlihatkan mantan Presiden Soeharto yang sedang tersenyum sambil merokok. Uniknya, dari asap rokok tersebut muncul sederetan tulisan yang sekali lagi menyinggung kasus terkait mantan Presiden Soeharto. Hal ini seolah menggambarkan mantan Presiden Soeharto tersenyum senang di bawah para korban rezimnya yang tercermin dalam asap rokoknya. Foto mantan Presiden Soeharto yang diedit dengan efek gelap juga memberi kesan jahat pada karakter Soeharto.

Poster ini termasuk poster yang baik, karena memiliki point of interest yang berguna dalam menarik perhatian masyarakat, selain itu pesan yang ditanamkan dalam poster cukup mudah dimengerti maksudnya dan desainnya pun tidak berlebihan. Kesatuan, proporsi dan visual desain secara keseluruhan tertata dengan apik meski sedikit terkesan jadul.

Gaya desain yang digunakan dalam poster bisa dibilang adalah gabungan dari gaya Pop Art dan Plakatstil. Pop Art karena penggunaan warna dalam poster termasuk padat dan mencolok. Juga karena elemen-elemen dalam poster ini cenderung mudah dipahami oleh masyarakat sekitar karena faktor familiar pada elemen visual yang digunakan. Sedangkan Plakatstil karena poster terbentuk dari elemen-elemen tunggal yang dominan, jenis huruf yang sederhana namun tegas, serta warna-warna yang mencolok.

Kesimpulan

Berdasarkan makna yang terkandung dalam tipografi dan ilustrasi poster, bisa kita simpulkan bahwa KontraS benar-benar memanfaatkan penggunaan poster dengan baik. Terbukti semua elemen yang terdapat dalam poster memiliki makna-makna tertentu sebagaimana peranannya untuk mempengaruhi masyarakat akan maksud dari poster tersebut. Dengan adanya kasus ini, terbukti bahwa media poster cukup efektif untuk mempropaganda masyarakat dan mampu menjalankan peranannya sebagai media untuk mempublikasikan informasi ke masyarakat luas.

Catatan Kaki:

Daftar Pustaka:

  • Nur, Fadli Ahmad. 2007, Soeharto Bapak Pembangunan, Narasi, Yogyakarta.

Webtografi:

Artikel ini ditulis pada tanggal 30 Mei 2016 untuk memenuhi Tugas Matakuliah Tinjauan DKV Program Sarjana S1 Program Studi Desain Komunikasi Visual, Jurusan Desain, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun