Mohon tunggu...
Ir. Sukmadji Indro Tjahyono
Ir. Sukmadji Indro Tjahyono Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Sosial, Politik, dan Militer

Eksponen Gerakan Mahasiswa Angkatan 1977-1978 dan Pengarah Jaringan Aktivis Lintas Angkatan (JALA). Menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan menjadi Presidium Pejabat Ketua Dewan Mahasiswa ITB pada 1977. Selama berkuliah, aktif dalam gerakan mahasiswa serta ditahan dan diadili pada 1978. Dalam pengadilan, ia menuliskan pleidoi legendarisnya, berjudul Indonesia di Bawah Sepatu Lars. Pernah menjabat Staf Ahli Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bidang IPTEK dan Lingkungan Hidup (2000). Sampai saat ini, Indro aktif dalam organisasi lingkungan hidup (SKEPHI) yang peduli dengan kelestarian hutan dan sumber daya air. Di samping itu, berminat dengan isu Hak Asasi Manusia, sosial, politik, dan militer.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pengadilan Rakyat dan Hukuman atas Kejahatan Petinggi Negara

26 Maret 2024   21:32 Diperbarui: 26 Maret 2024   21:32 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam bukunya The People' Courts, Jed Handlesman Shugerman mengatakan, "Masih lebih baik melindungi independensi peradilan daripada setuju terhadap penunjukan atau rekrutmen terbuka hakim yang dilakukan oleh pemerintah". Untuk melindungi independensi peradilan di Amerika Serikat, sesuai peraturan Mahkamah Agung Nomor 37, dibentuk Amicus Curiae, yakni kumpulan masyarakat yang bisa menyampaikan laporan singkat sebelum Mahkamah Agung menjatuhkan vonis.

Pengadilan Rakyat Diakui Secara Internasional

Pengadilan Rakyat dibentuk untuk membebaskan diri dari monopoli penguasa dalam menentukan kebenaran dan keadilan. Misalnya, atas inisiatif masyarakat (civil society), telah dibentuk Pengadilan Rakyat Internasional (International People's Tribunal) dalam skala global. Selain itu, Pengadilan Internasional Kriminal atau International Criminal Court (ICC) yang memiliki koordinasi dengan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mengadili genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan perang.

Pada tahun 1966, dibentuk Pengadilan Rakyat yang merupakan pengadilan akar rumput berupa "pengadilan pendapat" oleh masyarakat sipil. Konsep ini berasal dari Russell Tribunal yang menuntut pertanggungjawaban pemerintah Amerika Serikat atas kejahatannya dalam Perang Vietnam. Beberapa tokoh intelektual, termasuk Jean Paul Sartre dan Leilo Basso berpartisipasi dalam pengadilan tersebut.

Pengadilan rakyat tersebut menjadi model dalam mengembangkan pengadilan rakyat yang tematik. Hal itu menjadi dasar diselenggarakan Pengadilan Rakyat Permanen, misalnya Pengadilan Pembunuhan Jurnalis. Pengadilan ini diakui secara internasional karena statutanya didasarkan pada acuan Pengadilan Russel, yakni Piagam Aljazair.

Efektivitas Pengadilan Rakyat

Efektivitas pengadilan rakyat telah diteliti oleh Beth Simmons dan Hyeran Jo, khususnya Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). ICC memeriksa kejahatan kemanusiaan di Kenya dan pada 2012, ICC menghukum Thomas Lubanga, seorang pemimpin pemberontak Republik Demokratik Kongo yang bersalah dalam kejahatan perang dan mewajibkan anak-anak menjadi tentara bersenjata. Kejahatan dalam Pemilu sebenarnya juga termasuk kejahatan besar karena hak dasar dalam memilih dan dipilih telah dibantai oleh Artificial Inteligence yang direkayasa penguasa.

ICC juga terintegrasi dengan pengadilan rakyat regional yang meminta pertanggungjawaban negara atas pelanggaran hak asasi manusia. Contohnya, Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa yang telah mengeluarkan 891 putusan pada 2014. Selain itu, ada pula Pengadilan Hak Asasi Manusia Inter-Amerika yang memeriksa 19 kasus kontroversial pada 2014 dan Komisi Hak Asasi Manusia Inter-Amerika yang menerima 1500 pelanggaran hak setiap tahun.

Walaupun masih banyak skeptisisme dari kalangan akademisi, seperti kata Prof Hikhamanto Juana (12/10/2015) dan pembuat kebijakan, pengadilan yang dikategorikan pengadilan rakyat ini efektif dalam pencegahan penuntutan yuridis dan pencegahan sosial. Bagi negara yang memiliki sistem peradilan yang baik dan telah meratifikasi Undang-undang ICC, pengadilan rakyat memiliki dampak besar dalam mendatangkan efek jera.

Megakecurangan Pemilu 2024

Human Right Careers mengungkapkan bahwa akan ada 10 isu Hak Asasi Manusia Masa Depan, antara lain perdagangan manusia; krisis pengungsi; hak-hak pekerja; kesetaraan gender; hak LGBTQ+; hak asasi manusia dan teknologi; nasionalisme; serangan terhadap jurnalis dan penyebaran informasi yang salah; menanggapi perubahan iklim; serta efektivitas PBB dan komitmen terhadap hak asasi manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun