Mohon tunggu...
Sindi Rahmayuni
Sindi Rahmayuni Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep dan Strategi Keluarga Mendidik Remaja di Era Teknologi

30 Juni 2024   08:49 Diperbarui: 30 Juni 2024   08:53 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dosen: Dr. Syur'aini, M.Pd

 Disusun Oleh :

  • 1. Mutia Khoiratunnisa 23005123
  • 2. Nilam Hasifah 23005128
  • 3. Sindi Rahma Yuni 23005101
  • 4. Silvia Mei Putri 23005100
  • 5. Syarah Apriliana 23005104
  • 6. Zean Avetra 23005112

 

 

PENDIDIKAN NON FORMAL

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIFERSITAS NEGERI PADANG

2024

 KONSEP DAN STRATEGI KELUARGAS MENDIDIK REMAJA DI ERA TEKONOLOGI 

Dalam menghadapi era teknologi yang terus berkembang, keluarga perlu mengambil  pendekatan yang holistik dan terencana dalam mendidik remaja mereka. Mengatasi masalah tersebut sangat bergantung pada komunikasi yang terbuka. Orang tua harus memastikan bahwa remaja memiliki pemahaman yang kuat tentang risiko dan konsekuensi dari aktivitas online mereka selain membuat lingkungan di mana mereka merasa nyaman untuk berbicara tentang pengalaman online mereka. 

Selain itu, menetapan batasan waktu dan penggunaan teknologi menjadi penting untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan online dan offline. Sementara itu, orang tua harus memberikan  contoh yang baik dalam menggunaan teknologi dan memperlihatkan perilaku yang bertanggung jawab kepada remaja.

Terlibat dalam kegiatan luar ruangan dan interaksi sosial juga diperlukan untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi dan memperluas jejaring sosial di dunia nyata. Selain itu, strategi yang efektif adalah melacak aktivitas online dengan cermat, menggunakan teknologi sebagai alat pendidikan, dan meningkatkan kesadaran diri tentang efek psikologis penggunaan teknologi. 

Keluarga juga harus mendidik remaja tentang moral digital dan membangun hubungan emosional yang kuat dengan mereka. Keluarga dapat menggunakan pendekatan ini untuk membantu remaja mengembangkan keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk menghadapi tantangan yang kompleks di era teknologi modern .
 
Remaja milenial dapat dengan mudah mengakses masalah perilaku di era teknologi saat ini. Dengan fasilitas yang memadai, seperti alat komunikasi yang canggih seperti android, remaja dapat mengakses apa pun yang mereka inginkan, yang memiliki dampak positif maupun negatif yang dapat memberikan efek yang buruk kepada kita. 

Selain itu, teknologi yang canggih membuat semua hal  bergantung padanya, bahkan ketika kita tidak disengaja mengunjungi situs web, iklan atau faktor lainnya yang membuat kita tertarik dan pada akhirnya dapat berefek negative atau positive pada kita.  

Ini akan berdampak besar pada remaja, terutama pada usia ketika mereka sedang mencari identitas mereka. Mereka cenderung labil dan mudah terpengaruh oleh hal-hal baru dan menarik, terlepas dari efeknya yang positif atau negatif. Mereka tidak akan terjerumus ke dalam hal itu selama mereka memiliki kemampuan untuk membedakan.
 
Sebagai contoh, situasi di mana generasi muda yang masih duduk dibangku sekolah membuat Keputusan yang salah tentang gaya hidup mereka dan akhirnya mereka terjerumus ke pergaulan bebas. Banyak anak SMP yang melakukan tindakan menyimpang, seperti melakukan hubungan seksual dan salah mengartikan seksual.  

Seharusnya pendidikan sex hanya untuk pengetahuan semata dan dalam memberikan pengetahuan mengenai hal tersebut harus dalam pengawasan guru dan orang tua murid. Karena fakta bahwa mereka melakukan hubungan seksual tanpa ikatan pernikahan, lebih dari 50% pelajar wanita sudah tidak perawan.
 
Perkembangan zaman dan pengaruh globalisasi yang masuk ke Indonesia berkontribusi pada penurunan sikap moralitas remaja. Di Indonesia, efek negatif lebih banyak daripada efek positifnya.  Mereka lebih menghormati budaya barat dari pada budaya asli mereka sendiri. Tidak hanya itu ‚ teknologi modern juga ikut mempengaruhi nilai moral seseorang,terutama remaja.
 
Faktor-faktor tambahan yang berkontribusi pada penurunan nilai moralitas di kalangan remaja yaitu Faktor keluarga yang dimana banyak keluarga yang tidak menyadari adanya kenakan  remaja, terutama pada keluarga yang tidak sesuai satu sama lain. Keluarga yang tidak harmonis dapat mempengaruhi kesehatan mental dan psikologi anak karena keluarga merupakan lingkungan terdekatnya. Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh dorongan keluarga.
 
Krisis identitas yaitu  Perubahan biologis dan sosiologis pada remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Yang pertama adalah terbentuknya rasa koherensi dalam kehidupan seseorang. Kedua, mencapai identitas peran. Krisis moral terjadi karena remaja gagal mencapai integrasi untuk kedua kalinya.
 
Kurang  pengendalian diri yaitu Remaja yang tidak dapat memahami  dan membedakan perilaku  yang dapat diterima dan tidak dapat diterima akan terjebak ke dalam perilaku yang tidak dapat di terima. Hal yang sama terjadi pada orang yang sudah mengetahui perbedaan antara kedua perilaku tersebut tetapi tidak dapat mengembangkan pengendalian diri yang diperlukan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan mereka.
 
Sikap mental remaja yang tidak sehat Selain itu, sikap mental yang tidak sehat dapat menimbulkan perilaku menyimpang. Sikap ini diwujudkan dengan tidak merasa bersalah atau menyesal atas tindakan yang dilakukan, atau bahkan merasa senang dengan apa yang telah di lakukan.
 
Jalan keluar dari perasaan kecewa, Jika seseorang yang mengalami kekecewaan tidak dapat mengubahnya menjadi sesuatu yang  positif, maka ia akan berusaha mencari jalan keluar untuk memuaskan perasaan kecewanya.
 
Pengaruh lingnkungan dan media massa, Perilaku menyimpang seseorang mungkin dipengaruhi oleh lingkungan kerja atau teman bermain. Begitu pula dengan peran media yang mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku menyimpang.
 
Termotivasi oleh kebutuhan ekonomi, Perilaku menyimpang terjadi karena kebutuhan ekonomi. Kebutuhan ekonomi tidak terpuaskan, dan karena keinginan untuk mencapai sesuatu begitu besar, maka apapun dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
 
Beberapa cara untuk menangani masalah moral remaja yang dimana memberikan pendidikan moral sejak dini: Pendidikan moral sejak dini dapat menyelamatkan anak-anak dari krisis moral yang mengerikan karena mereka telah diajarkan dan menanamkan nilai-nilai moral pada diri mereka sendiri, untuk membantu mereka terbiasa dengan apa yang mereka pelajari.
 
Pandai untuk memilah dan memilih teman dekat. Karena masyarakat mempengaruhi etika, moral dan etika seseorang dan karena masyarakat itu sendiri mempengaruhi kepribadiannya. Seseorang akan mempunyai kepribadian yang baik apabila mereka bergaul di lingkungan yang baik, namun jika mereka bergaul di lingkungan yang buruk, maka ia juga akan memiliki kepribadian yang buruk.
 
Peran orang tua sangat penting dalam membentuk kepribadian manusia, termasuk pendidikan agama sejak dini. Perhatian orang tua juga penting. Sebab  seringkali, sikap seorang  anak bisa dipengaruhi oleh kurangnya perhatian orang tua. Seperti halnya kurangnya kepedulian orang tua, remaja cenderung melampiaskan amarahnya kepada orang lain melalui tindakan yang tidak masuk akal. Dalam situasi dimana anak mengalami kesulitan moral, orang tua dapat membantu anaknya dengan pengawasan yang tenang.
 
Memperluas pemahaman dan pengetahuan akan sangat membantu dalam mengidentifikasi dampak buruk terhadap lingkungan, seperti kebiasaan merokok di suatu tempat. 

Orang-orang percaya bahwa merokok meningkatkan kepercayaan sosial mereka. Namun dari segi kesehatan, merokok baik pada perokok aktif maupun pasif, dapat menimbulkan banyak penyakit, sehingga kebiasaan ini tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri, tetapi juga berdampak pada orang  disekitarnya.
 
Meningkatkan keimanan dan ketakwaan melalui rasa syukur, kesabaran, dan amal shaleh. Dengan mendekatkan diri kepada Allah, rajin beribadah kepadanya, dan berbuat baik, tentu kita akan terhindar dari perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. 

Sebagaimana tercantum dalam surat Al-Qalam ayat 4, “Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada pada landasan akhlak yang agung,” kita harus menggunakan akal dan pikiran kita sebaik mungkin. Kita perlu berfikir hati-hati tentang bagaimana kita dapat menggunakan sesuatu untuk keuntungan kita. Terutama Ketika memilih idola, tren, dan preferensi kita. Mampu memanfaatkan sepenuhnya Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun