Mohon tunggu...
Sindi Nur Diansyah
Sindi Nur Diansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Perempuan Sahaja

Warnai hidup dengan selalu menebar kebaikan dimanapun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merawat Harmoni: Merawat Kebhinekaan di Negeri Seribu Candi

28 April 2023   21:09 Diperbarui: 28 April 2023   21:18 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan gambar seuntauan pulau di peta."

-Mohammad Hatta-

Kutipan dari salah satu tokoh pejuang kemerdekaan kita. Dari kutipan itu kita sadar seberapa pentingnya persatuan dan kesatuan. Setelah pandemi melanda negeri kita, mentri Pendidikan memperkenalkan kurikulum merdeka dan gambaran pelajar Indonesia kedepannya dengan satu Gerakan baru yang bernama Profil Pelajar Pancasila. Sekolah menjadi lingkungan yang paling mendasar dalam mengajarkan dan menerapkan  hidup harmini dengan karakter teman yang berbeda-beda.

Indonesia yang dikenal dengan istilah seribu candi tidak hanya memiliki banyak candi yang banyak, namun juga memiliki suku, budaya, agama serta Bahasa yang berbeda-beda. Dari kebhinekaan itulah muncul kekuatan bangsa untuk terus tumbuh dan berkembang, namun karena perbedaan itu bisa juga menjadikan berkelompok-kelompok dan meimbulkan perpecahan. Tentu hal-hal negative itu tidak ingin terjadi.

Pemerintah dalam hal ini terus berinovasi untuk mewujudkan Pendidikan yang lebih baik. Gebrakan baru terus dilakukan untuk menjadikan sekolah sebagai salah satu tempat yang merawat harmoni dalam kebhinekaan. 

Sebagai salah satu Gerakan yang sedang dilakukan adalah dengan adanya Pendidikan Profesi Guru yang merupakan wadah bagi calon para guru yang haus akan ilmu pengetahuan. Mendidik manusia haruslah sesuai zamannya, begitu kata Bapak Pendidikan kita. Maka dalam hal ini seorang guru harus terus belajar dan bertumbuh.

Salah satu kegiatan dalam Profesi Pendidikan Guru adalah adanya Diklat Wawasan Kebhinekaan Global (WKG). Tujuan dari kegiatan ini adalah penguatan nilai kebhinekaan yang dapat di pelajari dan dipraktikkan oleh calon guru. 

Universitas Negeri Malang (UM) merupakan salah satu kampus yang memiliki program Profesi Pendidikan Guru, pelaksanaan WKG di kampus UM dilaksanakan pada tanggal 10-11 April. 

Adapun materi diklat ada 5, yaitu 1) Dunia yang berwarna 2) Negeri Penuh harmoni 3) Damai mulai dari diri 4) Sekolahku yang Bhineka dan 5) Sekolahku yang Damai. Pemateri yang dihadirkan adalah dosen dari program study di masing-masing yang tentunya memiliki kapasitas dan kualitas dalama bidangnya.

Harmoni dalam Bingkai Kebhinekaan 

Kita harus terus mensyukuri banyaknya budaya yang ada di negeri seribu candi ini. Konsep harmoni berasal dari kata Yunani harmonia, yang berarti berhubungan secara harmonis. Harmoni jika dianalogikan dengan musik adalah keselarasan nada-nada ketika dinyanyikan bersama-sama, sehingga merdu ketika didengar. 

Kerukunan sosial dapat diartikan sebagai  keadaan masyarakat dimana anggotanya saling memperlakukan dengan baik dan saling menghormati satu sama lain secara harmonis dan sesuai dengan tujuan masyarakat tersebut. Keharmonisan sosial adalah suatu keadaan keseimbangan dalam kehidupan yang diwujudkan dengan adanya rasa saling menghargai dan mengasihi antar anggota keluarga atau masyarakat. 

Harmoni sosial tidak akan pernah tercapai jika tidak ada kehidupan yang damai dan saling menghargai  setiap anggota masyarakat yang hidup bersama dan berselisih paham. Harmoni keberagaman merupakan rangkaian kehidupan yang serasi dan seimbang dalam masyarakat yang majemuk. Bhinneka Tunggal Ika memiliki beberapa prinsip kerukunan di tengah keberagaman, antara lain kesetaraan, saling pengertian, toleransi, kerjasama dan lainnya.

Sekolah sebagai tempat merawat Kebhinekaan 

Bhinneka Tunggal Ika akan menjadi sebuah upaya yang dapat mewujudkan sebuah persatuan yang ada pada masyarakat Indonesia yang heterogen. Pancasila sebagai dasar falsafah negara didukung oleh Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan yang mendukung terciptanya  persatuan di antara perbedaan yang ada. 

Pemisah  bangsa Indonesia, laut yang  luas sebenarnya adalah sarana untuk mempersatukan bangsa, di seberang lautan kita bisa bertemu dengan saudara-saudara kita dari berbagai daerah. Persatuan dapat tercipta dalam bangsa yang heterogen dengan semangat persatuan dan mewujudkan indahnya keberagaman, dalam  semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Tjarsono, 2013).

Disini kita akan lebih berfokus pada ruang-ruang akar rumput yaitu ruang kelas untuk merawat kebhibekaan. Untuk mencegah terjadinya  intoleransi di sekolah, kita bisa membuat  program sekolah tenang. 

Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain kemah lintas agama dan mengunjungi tempat ibadah. Contoh lainnya, jika ada pemeluk agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Khonghucu di kelas, guru dapat mengundang mereka untuk mengadakan pesta sederhana ketika setiap hari raya keagamaan tiba. Tentu saja, tujuan utamanya bukanlah sebuah pesta, tetapi untuk menumbuhkan rasa saling menghormati, dimana setiap siswa dari latar belakang agama yang berbeda dapat saling menghormati dan dihormati oleh satu sama lain.

Selain itu, budaya mengenalkan keberagaman suku juga dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pengajaran tentang kebhinekaan. Misalnya, siswa dapat saling menceritakan hal-hal unik tentang budaya atau sukunya. Mereka bisa duduk melingkar sehingga bisa mendengar dan memperhatikan ketika ada yang memberikan penjelasan. 

Pada langkah selanjutnya, guru dapat membuka forum diskusi dimana siswa dapat mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan masalah yang diangkat dengan jelas. Contoh kegiatan pembelajaran tersebut merupakan salah satu cara untuk menanamkan dan memberikan pengalaman langsung kepada setiap siswa tentang bagaimana menghargai orang lain. 

Dengan tempat duduk melingkar, siswa dapat saling melihat dan mendengarkan penjelasan temannya sehingga memiliki kesempatan yang sama untuk  terlihat oleh teman lainnya agar tidak terjadi diskriminasi antara siswa dengan siswa lainnya. Dengan demikian, siapapun bisa menjadi pendidik yang berperan penting dalam menjaga kebhinekaan bangsa Indonesia.

Terakhir, merujuk pada kata-kata Bung Hatta diawal tadi "Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan gambar seuntauan pulau di peta". Maka disini Pendidikan harus mampu menumbuhkan kesadaran akan keberagaman pada setiap siswa sejak  dini. Pendidikan multikultural dapat menjadi sarana berharga bagi mereka  untuk tumbuh harmonis satu sama lain dalam negara kesatuan Republik Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun