Sepercik rasa iba terpancar kala melihat raut wajah penuh tawa berbalut luka
Tawa itu sungguh ringan kala memandang semburat jingga penuh harap
Ada yang terdiam tenang tapi terisak dengan seri
Tak ayal, ada saja rumput liar gesit yang tak jemu mengutuki
Kala hari sunyi penuh arti, kini hanya tinggal sebuah rotasi bumi yang mengakhiri
Cepatlah bangkit wahai diri, tiada lagi kisah dini menyenangi
Titip saja pada Sang Kekal kala hati penuh duri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!