Banyak dari kita tentu familiar dengan salah satu mitos yang masih eksis saat ini. Kucing hitam pembawa kesialan. Beberapa orang menganggap kucing sebagai hewan yang menggemaskan tidak tergantung bentuk, warna, jenis, dan tekstur bulunya. Namun mengapa hadir mitos yang terlihat memojokkan salah satu warna hewan menggemaskan tersebut?
Dalam hal ini, mitos tak luput juga sebuah peristiwa yang dapat dikaji dan ditafsirkan ke dalam banyak ilmu. Dalam Semiotika, setiap peristiwa tak luput dari kajian ilmu, begitu juga dengan mitos-mitos. Berikut ini tafsiran mitos kucing hitam pembawa sial berdasarakan 3 teori ilmu filsafat.
- Ontologi
Secara umum, kucing hitam dipercayai sebagai pembawa kesialan. Anggapan tersebut tidak hanya popular di Indonesia, tetapi mungkin di luar negeri juga sangat santer.
Bermula pada abad pertengahan, diceritakan bahwa kucing hitam sering jadi peliharaan penyihir yang dianggap makhluk supranatural dan difitnah menjadi salah satu penyebab pandemi terbesar pertama yang melanda Eropa, wabah tersebut dikenal sebagai Black Death. Â Pada faktanya, wabah hitam disebabkan oleh bakteri yang dibawa tikus-tikus.
Sebagai makhluk yang dipercayai merupakan jelmaan setan yang menyebabkan memburuknya wabah hitam ini menjadikan kucing mengalami genosida pada kala itu dengan harap wabah dapat terhentikan.
Selain itu, di wilayah Amerika, kucing dipercayai sebagai setan pada hari Haloween. Namun, ada juga yang percaya bahwa kucing hitam justru membawa keberuntungan. Penganut Wicca dan Neopaganisme mempercayai bahwa kucing sebenarnya baik karena memiliki kemampuan berhubungan dengan dunia lain atau dapat merasakan adanya roh jahat.
Di Indonesia sendiri, kucing dianggap dapat menyebabkan kesialan jika kita menabrak/membunuh kucing hitam baik disengaja ataupun tidak serta tidak segera menguburkan jasadnya dengan layak, dipercaya orang tersebut akan mendapatkan kesialan setelahnya.
- EpistemologÂ
Berawal dari mitos yang dipercayai hampir seluruh masyarakat di dunia bahwa kucing hitam dapat membawa kesialan bagi kita, membuat penulis bertanya-tanya mengenai Hal itu bahkan menjadi topik sendiri dalam film animasi berjudul "Luck (2022)" yang disutradarai oleh Peggy Holmes. Film ini mengangkat tema mengenai keberuntungan dan kesialan yang kita alami di dunia ini, rupanya proses penyeleksian kesialan dan keberuntungan ini secara sistematis diatur oleh dunia yang disebut "Tanah Keberuntungan", dikelola oleh berbagai makhluk kerdil dan kaum kucing yang bertugas sebagai tim pemberi keberuntungan.
Dalam film ini, kucing hitam direpresentasikan sebagai kucing yang membawa keberuntungan, sangat berbeda dengan kabar legenda yang kita tahu mengenai kucing hitam. Namun pada akhirnya, film tetap memercayai mitos kucing hitam pembawa sial.
Menarik utas sejarah pada abad pertengahan di mana kucing hitam digambarkan sebagai jelmaan setan dan peliharaan penyihir yang membuatnya sangat magis dan dipercayai dapat membawa hal buruk kemana pun kucing hitam itu pergi.
- Axiologi
Kucing hitam dianggap sebagai pembawa sial bagi beberpaa masyarakat yang memercayainya. Asal muasal mitos ini berawal dari abad pertengahan yang menganggap kucing hitam sebagai jelmaan setan sekaligus peliharaan penyihir.
Hal ini cukup krusial mengingat dugaan membawa sial di Indonesia terhadap kucing hitam "dapat" berlaku jika kita membunuh kucing tersebut tanpa bertanggung jawab menguburkannya. Beberapa orang bisa menjadi kelompok yang memercayai ataupun tidak tergantung persepsi yang ingin mereka tafsirkan.
Sehingga entah kesialan atau keberuntungan yang dibawa kucing hitam dapat terjadi ataupun tidak. Alangkah baiknya dapat dengan logis menerima mitos ini sebagai sesuatu yang ingin dikonsumsi individu.
Bagaimanapun mitos adalah hal yang telah mengakar sejak dahulu hingga kini tergantung berapa banyak orang yang masih memercayainya berdasarkan pengalaman pribadi ataupun sekedar antisipasi saja. Banyaknya informasi yang belum jelas asal-usulnya dan tidak dapat dibuktikan secara ilmiah bagi beberapa kaum sulit untuk diterima sebagai bagian dari ilmu pengetahuan.
Ditulis oleh Sindi Suci Lestari dan Angel Lika Susanto
Referensi
Suwed, A. Muhammad. 2015. Panduan Lengkap Kucing. Jakarta: Swadaya.
https://sepis.iainpare.ac.id/2020/04/fakta-unik-yang-mengubah-perspektif.html. (2020). Diakses pada tanggal 08 November 2022.
https://www.kompas.com/homey/read/2022/08/01/130500276/asal-usul-takhayul-kucing-hitam-yang-dianggap-bawa-sial-dan-faktanya?page=all. (2022). Diakses pada tanggal 08 November 2022.