Terdapat 10 negara yang akan melakukan regional payment connectivity dari 10 negara ini 8 negara telah melakukan penanda tanganan, yang artinya 8 negara tersebut telah sepakat dengan regional payment connectivity. Connectivity ini mencakup lima sistem pembayaran yaitu QRIS, retail payment, housing payment, open API (Application Programming Interface), pertukaran data.
Sementara QRIS terkoneksi dengan Malaysia, Thailand, dan singapura dan ini pastinya akan diperluas ke berbagai negara sehingga dapat mempermudah transaksi antar negara. Dalam hal ini berarti  negara yang sudah terkoneksi dapat berbelanja barang di Indonesia melalui E-commerce dengan melakukan pembayaran melalui QRIS. Sehingga Indonesia memliliki keuntungan yang dapat mendorong pertumbuhan perdagangan rentail, pariwisata dan UMKM. Sebaliknya jika masyarakat Indonesia berbelanja di Malaysia, Thailand dan Singapura tidak perlu tukar uang atau bawa  tunai cukup dengan bawa handphone transaksi melalui QRIS, dalam hal ini yang berkurang itu langsung di saldo rekening dengan rupiah, penyelesaian ini dimaksud dengan Local Currency Transaction. Hal ini dapat mendiversifikasi ketergantungan kita pada US Dollar atau mata uang keras lainnya, dan tentunya nanti pada gilirannya akan memperkuat stabilitas makro ekonomi. QRIS sangat membantu UMKM, seperti halnya penjual tidak perlu mencari uang tunai atau bahkan uang receh untuk kembalian, dengan adanya QRIS cukup scan barcode.
Filianingsih Hendarta mengatakan perkiraan volume pembayaran digital akan tumbuh 55, 9% pada tahun 2030 atau naik 14 kali lipat dibandingakan 2024. Sehingga pada saat yang sama transaksi yang berbasis tunai akan menurun atau melambat yang sekarang ini 10% akan menurun 5% pertahunnya.Â
Gen Z Pelaku Utama Kemajuan Sistem Pembayaran DigitalisasiÂ
Menurut Filianingsih Hendarta, lajunya sistem pembayaran digitalisasi ini di sebabkan karena lingkungan yang strategis seperti berkembangnya Gen Z, derasnya laju inovasi digital, dan semakin kuatnya koneksi sistem pembayaran antar negara.Â
Gen Z ini adalah generasi muda yang tumbuh pada kecanggihan teknologi. Dengan adanya Gen Z ini kemajuan sistem pembayaran akan berjalan dengan cepat, hal ini karena generasi yang tumbuh di era ini sudah terbiasa dengan Smartphone, internet dan aplikasi digital, yang membuat mereka itu lebih nyaman dengan menggunakan transaksi digital seperti QRIS dibandingkan dengan transaksi secara langsung dengan menggunakan tunai.Â
Gen Z akan lebih cepat mudah menerima perubahan dibadingkan dengan Gen X yang memungkinkan cukup lama beradaptasi dengan perubahan digitalisasi.
Dalam hal ini QRIS memainkan peran penting untuk mendorong digitalisasi sistem pembayaran di Indonesia. QRIS menjangkau 53 juta pengguna, dan merchant yang menggunakan QRIS adalah 34,2 juta diseluruh Indonesia dan dari 34,2 juta merchant itu 92,5% adalah  merchant UMKM, memungkinkan transaksi cepat bahkan pada saat pandemi covid 19. Pencapaian ini menunjukan bahwa kepemimpinan Bank Indonesia sangat membantu dalam sistem pembayaran. Selain itu sistem regional payment connectivity seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand dapat membantu memperkuat perdagangan dan pariwisata. Meningkatnya volume pembayaran digital didorong oleh berkembangnya gen Z, derasnya laju inovasi digital, semakin kuatnya koneksi sistem pembayaran antar negara. Diperkirakan volume pembayaran digital akan meningkat signifikan hingga 14 kali lipat pada 2030, sementara transaksi tunai dipekirakan akan melambat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H