Mohon tunggu...
Sindi Ardana
Sindi Ardana Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Dari sudut terdalam perpustakaan hingga sudut terpencil toko buku, saya selalu siap untuk menemukan harta karun baru dalam bentuk buku-buku yang menakjubkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Luka yang Terpendam

26 Agustus 2024   02:47 Diperbarui: 26 Agustus 2024   02:58 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

                                                                                          Oleh: Sindi Ardana

Ada rasa sakit yang begitu dalam,

Saat kenangan pahit kembali terbayang,

Trauma dan air mata jadi saksi bisu, 

Betapa perihnya rasa yang tak kunjung pudar.

Memaafkan, bukan hal yang mudah,

Saat kata maaf tak pernah terucap,

Hanya luka yang terus menganga,

Di dalam ruangan kecil, terkurung dalam sepi.

Tubuh meringkuk, dibalut ketakutan,

Air mata tergenang, tiada henti mengalir,

Hingga pikiran gelap datang menghantui,

Menggoda jiwa yang rapuh, mengajak untuk pergi.

Namun, Tuhan, biarlah Engkau yang melihat, 

Luka yang tersembunyi di balik senyum palsu,

Semoga keadilan-Mu menyentuh hati ini, 

Dan membalas setiap derita dengan kasih-Mu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun