Oleh:
Sindi Rahmawati dan Iyan Sovyan
(Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris dan Dosen PG PAUD)
Univeritas Ahmad Dahlan
Dalam era modern ini, akses informasi menjadi sangat mudah dan cepat. Berbagai jenis tulisan seperti buku, artikel, dan berita lainnya tersedia dengan sangat terbuka. Namun, kita perlu meningkatkan atensi dalam membaca agar dapat menyerap informasi dengan baik.Â
"Membaca berita di media sosial sering kali membuat kita merasa tidak percaya diri. Kita melihat kehidupan orang lain yang tampak lebih baik, lebih bahagia, dan lebih sukses, sehingga menimbulkan perasaan cemas dan tidak berdaya" (Kompasiana, 2023).
Memang benar bahwa semakin banyak membaca malah semakin membuat seseorang merasa insecure atau tidak percaya diri? hal ini tergantung pada bagaimana kita menyikapi informasi yang kita baca. Membaca bukanlah sesuatu yang buruk, justru dengan membaca kita dapat memperkaya pengetahuan dan membuka wawasan baru. Semakin banyak buku yang dibaca, semakin banyak pengetahuan yang diperoleh.Â
Namun, di era media sosial ini, banyak orang malas untuk membaca apalagi membaca dari buku cetak yang oleh sebagian orang dianggap kuno. Mereka lebih suka melihat bacaan yang beranimasi singkat dan menarik saja. Sehingga membaca sekarang dianggap sebagai kegiatan yang membuang waktu dan membosankan.
Dalam buku "Pengantar Pengembangan Kepribadian dan Intelektual" karya Muhammad Asdam, dijelaskan tujuan membaca menurut Puji Santoso dan rekan-rekan (2007: 65) sebagai berikut:
1. Menikmati keindahan yang ada dalam teks.
2. Membaca dengan suara keras agar orang lain bisa menikmati teks tersebut.