Mohon tunggu...
Sindi Lestari Ayu Febrianti
Sindi Lestari Ayu Febrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurusan Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswi semester dua yang tertarik pada bahasa dan sedang belajar menulis artikel.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengutamakan Adab dalam Retorika Dakwah: Mengapa Penting?

25 Juni 2024   14:39 Diperbarui: 25 Juni 2024   14:42 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syamsul Yakin dan Sindi Lestari Ayu Febrianti (Dosen Retorika dan Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)/dokpri

Oleh: Syamsul Yakin dan Sindi Lestari Ayu Febrianti (Dosen Retorika dan Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Dalam praktiknya, retorika dan dakwah harus mengedepankan adab. Hal-hal yang baik harus diaplikasikan, sementara yang buruk harus dihindari. Prinsip ini berlaku baik bagi komunikator (orator dan dai) maupun komunikan (audiens dan mad'u).

Secara umum, adab dalam Islam adalah aturan tentang sopan santun yang dipetik dari al-Qur'an. Adab ini digunakan untuk menjalin komunikasi dialogis antar manusia. Dalam hierarki Islam, adab dianggap lebih penting daripada ilmu.

Dalam komunikasi Islam (dakwah), kesopanan, keramahan, dan kehalusan budi pekerti sangat diutamakan. Oleh karena itu, dalam komunikasi Islam tidak hanya fokus pada hasil, tetapi juga pada prosesnya. Inilah mengapa adab dalam retorika dakwah menjadi sangat penting.

Dalam Islam, adab dan akhlak memiliki perbedaan. Adab adalah aturan yang bersifat mengikat, sedangkan akhlak adalah panggilan hati yang muncul tanpa paksaan. Secara sederhana, akhlak adalah respons spontan. Dalam retorika dakwah, adab lebih tepat digunakan karena bersifat mengikat.

Sementara itu, akhlak atau respons spontan dari orator atau dai muncul secara alami saat memberikan ceramah atau pidato. Hal ini muncul bukan karena terikat oleh aturan agama atau budaya, tetapi bersifat spontan. Namun, akhlak dapat dipelajari, diulang-ulang, dan dibiasakan.

Secara nilai, bagi orator dan dai, adab sangat bermanfaat dalam membimbing mereka menjadi manusia yang lebih baik dalam berpikir dan bertindak sesuai dengan waktu dan tempat tertentu. Ini yang disebut sebagai ethos dalam ilmu retorika yang juga mempengaruhi komunikan.

Berdasarkan penjelasan di atas, adab retorika dapat dipahami sebagai berikut. Pertama, aturan mengenai kesopanan, keramahan, dan budi pekerti saat berbicara untuk mengajak manusia berbuat baik. Dalam konteks ini, terdapat aturan yang ditujukan kepada orator atau dai.

Kedua, adab retorika dakwah adalah aturan mengenai apa yang baik dan buruk yang harus dipatuhi oleh dai saat berdakwah atau oleh orator saat berpidato. Dalam adab retorika dakwah, yang diutamakan adalah menjaga sifat yang benar.

Ketiga, adab retorika dakwah juga mencerminkan baik dan buruknya dai dan orator saat tampil di berbagai media, baik panggung dan mimbar (media tradisional), radio dan televisi (media konvensional), maupun di platform media sosial (media baru).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun