Mohon tunggu...
Sindi Darmawan Prasetyo
Sindi Darmawan Prasetyo Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca yang ingin menulis

Menulis sedikit tapi bermanfaat, karena memberi inspirasi lebih penting dari sekedar menjadi viral

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Mencari yang Seru dari MotoGP dan F1 yang Membosankan

5 Maret 2020   17:17 Diperbarui: 7 Maret 2020   11:34 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://thisisf1.com

Seperti yang selalu terjadi dari tahun ke tahun, Maret adalah waktu yang ditunggu-tunggu untuk menyambut musim balap baru. Selama sembilan bulan ke depan, rangkaian seri balap akan bergantian digelar hampir di setiap akhir pekan.

MotoGP dan Formula 1 (F1) adalah ajang balap paling akbar di dunia saat ini. F1 akan lebih dulu memulai startnya pada 15 Maret 2020 di Australia. MotoGP baru akan menyusul pada 5 April 2020, setelah dua seri perdana Qatar dan Thailand yang seharusnya digelar Maret, resmi mengalami pembatalan dan penundaan akibat isu Corona.

Di balik animo publik yang terlanjur rindu melihat salip menyalip di lintasan, ada satu sisi negatif dari balapan kali ini, yaitu dominasi. Dalam lima musim terakhir Repsol Honda bersama Marc Marquez merajai MotoGP. Dalam periode waktu yang sama Mercedes juga menguasai F1, dimana Lewis Hamilton empat kali jadi juara dunia dan Nico Rosberg sekali.

Di balik dominasi yang mungkin masih akan mengancam lagi musim ini, maka mana yang lebih seru antara MotoGP atau F1?
Untuk membandingkan tingkat keseruan antara MotoGP dan F1, mari perhatikan indikator-indikator berikut. Statistik terakhir yang tercatat di dalam dan di luar lintasan akan memberi gambaran sejauh mana balapan bisa dinilai menarik.

Indikator seru pertama diukur dari tingkat persaingan. Sepanjang musim 2019 MotoGP memunculkan lima pemenang seri dari empat tim berbeda. Mereka adalah Marc Marquez (Honda), Maverick Vinales (Yamaha), Andrea Dovizioso (Ducati), Danilo Petrucci (Ducati) dan Alex Rins (Suzuki).
F1 juga sama-sama memunculkan lima pemenang seri pada musim 2019, hanya saja distribusi tim pemenang hanya berkutat pada tiga tim. Pemenang- pemenang itu adalah Lewis Hamilton (Mercedes), Valtteri Bottas (Mercedes), Max Verstappen (Red Bull Racing), Sebastien Vettel (Ferrari) dan Charles Leclerc (Ferrari).

Sedangkan secara dominasi tim, F1 terlalu didominasi oleh Mercedes. Mercedes meraih 71% kemenangan di musim 2019. Sedangkan Repsol Honda sebagai tim yang paling dominan di MotoGP 2019 hanya mampu meraih 63% kemenangan. Dilihat dari catatan tersebut, maka persaingan di MotoGP lebih merata dari F1.

Selanjutnya, indikator seru kedua diukur dari jumlah manuver. Dalam olahraga motorsport tujuan utama dari balapan adalah menjadi yang paling depan. Bagi pembalap dan tim, kemenangan adalah yang utama. Tapi bagi penonton, balapan yang menyajikan aksi salip menyalip lebih menarik untuk ditonton.
Dibanding MotoGP, mobil F1 melaju lebih cepat di lintasan. Tapi bagi penonton, kecepatan tidak bisa dinikmati jika tidak ada aksi salip menyalip (overtaking). Dimensi mobil F1 yang lebih besar dari motor MotoGP membuat overtaking di F1 tidak semudah di MotoGP.

F1 berevolusi merubah dimensi mobil untuk menambah efek downforce sehingga menjadi lebih cepat di tikungan. Termasuk penggunaan DRS sejak 2011 sebagai elemen aerodinamika yang bisa digerakkan untuk menambah kecepatan dan kestabilan mobil.

Hanya saja upaya F1 untuk membuat balapan lebih banyak aksi overtaking belum cukup menandingi MotoGP.  Berdasarkan data dari reddit.com, sepanjang musim 2018 terjadi 1.056 kali overtaking atau 50 overtaking per balapan. Dengan durasi balapan yang rata-rata berlangsung selama 90 menit, maka penonton rata-rata menyaksikan satu kali overtaking dalam dua menit.

Di MotoGP aksi overtaking lebih sering terjadi. Assen termasuk salah satu seri MotoGP yang berlangsung ketat. Menurut crash.net, pada balapan di musim 2018 terjadi 175 overtaking selama 26 lap. Jika durasi rata-rata balapan di MotoGP berlangsung selama 45 menit, maka penonton akan menyaksikan rata-rata empat kali overtaking dalam satu menit. Dengan perbandingan tersebut penonton MotoGP akan menyaksikan aksi overtaking delapan kali lebih banyak dibanding F1.
Dan Indikator seru ke tiga diukur dari jumlah penggemar. Di era digital seperti sekarang, jumlah follower di medsos cukup reperesentatif menggambarkan jumlah penggemar MotoGP dan F1 secara umum. F1 mengungguli MotoGP dalam hal jumlah penggemar di dunia maya. Di Instagram jumlah follower F1 sebanyak 8,9 juta, sedangkan MotoGP berselisih sedikit yakni sebanyak 8,8 juta. Di Twitter F1 punya follower 4,3 juta, sedangkan MotoGP hanya 2,6 juta. Begitu juga di Youtube dimana follower F1 sebesar 3,26 juta dibanding MotoGP yang hanya sebesar 2,65 juta. Hanya di Facebook follower MotoGP jauh mengungguli F1, yaitu 14 juta berbanding 9 juta.

F1 memang mengelola akun medsosnya dengan lebih menarik. Di luar hal itu penambahan seri di negara-negara baru ikut mendorong pertumbuhan penggemar baru. Dalam semusim F1 memainkan seri balapan yang lebih banyak dari MotoGP.

Dari indikator-indikator tadi, secara umum MotoGP punya tingkat keseruan lebih banyak dari F1. Tapi secara lebih khusus, preferensi saya kembalikan ke sudut pandang masing-masing penonton.

Yang jelas MotoGP mengelola keseruan lebih sederhana. Istilah saya one stop race, artinya semua hal yang terjadi dalam balapan akan tersaji sekali jalan sejak lampu start padam hingga chequered flag berkibar. Hanya skill pembalap dan kombinasi nasib baik yang akan menentukan hasil terbaik. Banyak hal bisa terjadi dalam balapan yang singkat. Selama kurang lebih 45 menit penonton MotoGP dilarang berkedip agar tidak kehilangan momen.

Sedangkan F1 mengelola keseruan dalam ritme yang naik turun dan durasi yang lebih panjang. Lebih banyak hal berpengaruh selama balapan, terutama strategi. Pit stop sering menjadi momen kunci yang menentukan hasil balapan. Dalam F1 ada strategi, dukungan teknis hingga skill pembalap yang bisa dilibatkan selama balapan.

Jadi mau pilih MotoGP atau F1?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun