Mohon tunggu...
Sindi Darmawan Prasetyo
Sindi Darmawan Prasetyo Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca yang ingin menulis

Menulis sedikit tapi bermanfaat, karena memberi inspirasi lebih penting dari sekedar menjadi viral

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

VAR dan Tanggung Jawabnya dalam Mendewasakan Sepak Bola Indonesia

28 Februari 2020   17:17 Diperbarui: 1 Maret 2020   15:01 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi implementasi VAR memang butuh proses, terutama dalam mempersiapkan SDM. Para wasit akan menjalani pelatihan selama sembilan bulan. 

PSSI juga perlu menyiapkan anggaran yang cukup besar untuk infrastruktur VAR, agar bisa memastikan ketersediaan perangkat VAR pada setiap pertandingan. Untuk itu, bisa dimaklumi akan butuh waktu untuk melihat VAR ada di sepak bola kita.

Sejatinya yang diharapkan publik sepak bola bukan hanya sekedar VAR ada di tepi lapangan. Lebih dari itu, semua pihak berharap agar wasit bisa menggunakan VAR untuk membuat keputusan terbaik. Wasit jadi punya peluit ke dua di dalam monitor VAR. Praktik intervensi wasit akan semakin sedikit mendapat ruang. 

Suap kepada wasit tidak akan efektif karena keputusan wasit bisa dikoreksi oleh VAR. Jika dulu penggunaan wasit asing berhasil menjalankan misi mengurangi kontroversi, maka VAR di masa datang punya misi untuk menghilangkan semua kontroversi.

Harapan yang paling besar adalah agar semua pelaku sepak bola di Indonesia bisa menjadi lebih dewasa. Memahami kasus kerusuhan di masa lalu akibat tidak puas atas keputusan wasit adalah cara yang salah untuk alasan yang benar. Suporter, pemain bahkan semua pelaku sepak bola berhak mendapat keputusan terbaik dari wasit. 

Keputusan terbaik layak diapresiasi dengan sikap terbaik pula. Di saat itu kita akan menjadi suporter yang dewasa. Dan kalah atau menang dalam sepakbola adalah suatu kewajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun