Mohon tunggu...
Nikolas Sinagula
Nikolas Sinagula Mohon Tunggu... -

mengeja abjad

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

BLUES TENGAH MALAM (sekadar cerita, sekadar kenangan)

21 April 2014   19:07 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:23 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1

Dentingan gitar memenuhi ruangan dengan ukuran 4X6 meter, saya sedang berhadapan dengan seorang wanita yang namanya tercatat sebagai teman dalam jejaring sosial ini. Sialan, saya kehilangan ide untuk melajutkan tulisan ini. Kenapa harus blues dan wanita yang menjadi objek dari tulisan ini. Ahhh............blues di tengah malam harus dipisahkan dari wanita yang hadir di tengah malam, jika digabungkan maka akan ada kerancuan dalam membentuk sebuah tulisan.

OK!!

Saya akan menuliskan tentang blues, tapi wanita harus dikemanakan? Apakah dia harus disingkirkan, padahal blues juga identik dengan cerita mengenai perempuan. Begini saja; Saya harus mengacu kepada judul dari tulisan ini. Lampu kamar masih terang seperti malam-malam sebelumnya namun keadaan kamar sangat berantakan. Hei! jangan mengisi baris-baris dari cerita ini dengan deskripsi ruangan yang tidak terlalu penting.

Blues tengah malam; sebotol arak belum terjamah. Saya hendak menyanyikan love in vain namun story of blues masih menguasai panggung. Dan tuan Winnamp masih sibuk bercengkrama dengan Gary Moore

Sudahlah...

buang saja kesendirian di dalam tempat sampah

sertakan juga dengan kesedihan yang terkadang menggelitik mu

2

Kecilkan volume di home theater agar suara malam dapat terdengar olehmu. Seandainya ingatan mengenai para penari purnama belum hilang maka malam akan memberikan selimut untuk menutupi tubuhmu. Kita belum selesai kawan, nada blues masih tetap berlanjut dan cerita mengenai perempuan juga harus dilanjutkan.

Story of Blues adalah lagu yang cocok sebagai pendahuluan dari cerita tentang blues dan perempuan, sepertinya itu terlampau satir, juga memberikan kemungkinan terhadap penafsiran bahwa blues sangat identik dengan kisah mengenai kepergian seorang perempuan. Kalau blues itu identik dengan ratapan terhadap kepergian seorang perempuan maka blues kehilangan eksistensinya(ah........gaya loe bro! bawa-bawa eksistensi segala)

Wah....semakin serius aja ni tulisan! hehehehehehee.......saya akan mengembalikan  model dari tulisan ini, ini bukan karya ilmiah bro!Just fiction man!

3

Blues tengah malam dan perempuan adalah proyeksi dari diri yang belum menemukan bentuknya. Terkadang aku tenggelam dalam alunan blues sambil memikirkan wajah perempuan namun itu hanyalah sebuah kenaifan.

Menghabiskan malam dengan kegiatan yang semakin menjauhkanku dari pencarian terhadap bentuk tubuh, menceritakan kepada para pemuja siang tentang keindahan malam yang pragmatis. Aku maish beridiri di tempat yang sama sambil berkhyal tentang esok yang muncul dalam fatamorgana.

Jika Gary moore, Robert Jhonson, B.B King, W.C. Handy, dll menyaksikan keadaanku maka mereka akan menertawakan keadaankku ini.

Dan; Blues Tengah Malam adalah ekstrasi dari kesabaran dan hasrat untuk menemukan bentuk dari tubuh.

Ok! Saya sudah menemukan sedikit pelajaran dari blues tengah malam, bagaiamana mengenai perempuan?

Perempuan adalah kembaran dari blues sebab realitas perempuan dan blues memiliki kesamaan. Mereka hidup dalam bayang-bayang orang lain, keberadaannya hanyalah ilusi dalam ingatan para penguasa. Blues dan perempuan; dan saya menemukan makna dari keduanya.

4

Sekarang kita melanjutkan kisah yang telah tercatat di tahun sebelumnya. Begini saja; Blues Tengah Malam dan Perempuan seharusnya dikisahkan secara berbeda sebab mempertemukan keduannya dalam satu tulisan akan menimbulkan kerancuan dan kedangkalan pembahasannya. OK! kita tinggalkan saja cerita mengenai perempuan dan memberikan perhatian penuh kepada Blues Yang Terdengar di tengah malam.

Robert Johnson menguasai malam ini dengan Crossroadnya. Dan Texas floodnya Steve Ray Vaughn sedang menunggu giliran untuk tampil. Summertimenya Janis Joplin tidak ketinggalan untuk meramaikan malam ini.

Blues Tengah Malam; kesunyian mendampingi perjalanan blues dan kesatiran yang tertoreh pada nada-nadanya seakan-akan menarik perhatian aroma malam untuk membauinya.

Waktu sebentar lagi menutup pendengarannya dari setiap nada yang terdengar dari home theater karena roh-roh dari para pekerja Afrika yang mengabdi tanpa pamrih kepada para tuan tanah Amerika menuntut agar Tuhan memberikan siksa neraka kepada para tuan tanah.

Setelah menuliskan beberapa ide yang tidak berhubungan antara satu dengan lainnya maka saya memutuskan untuk mendengarkan Texas floodnya Steve Ray Vaughn. Namun, Robert Jhonson mengajak ku untuk melewatkan malam di bawah pohon Oak yang terletak di kuburan agar saya mampu memahami blues dengan baik.

Kesabaran, kepasrahan, dan kesederhanaan adalah kata yang terbersit ketika BLUESMAN yang dinyanyikan oleh B.B. KING menyeruak dari labirin malam yang membingunkan nalar, rasa dan indra ku.

5

Beberapa malam ini, aku terjebak dalam labirin yang telah kubangun bertahun-tahun lamanya. Saya sendiri tidak mengerti, mengapa saya mampu bertahan dalam labirin tersebut padahal kehidupan yang tengah mendekap ku telah menunjukan dengan begitu jelas bahwa pembangunan labirin tersebut akan menyengsarakan dan memenjarakan raga ini.

ketersingkapnya kesadaran yang ditimbulkan oleh bluesman ini menyebabkan saya malu ketika berhadapan dengan realitas yang sedang dijalani.Idealisme adalah kemewahan terahkir yang dimiliki oleh kaum muda.( novel 5 cm)Ini dapat dibenarkan. Namun tidak ada ke-idealisme-an murni yang berparade dalam hiruk-pikuk dunia ini. Saya membutuhkan sabuk pengaman untuk melakoni ke-idealisme-an ini. Ah...Nietzsche saja dapat berfilsafat tanpa sabuk pengaman"mampukah engkau melayari samudra ini tanpa mengetahui bahwa di seberang sana ada pulau?"Saya tidak mau mati bodoh kawan! "Hidup ini terlalu indah untuk dijalani sehingga malaikat saja cemburu dengannya" (Joestein Gaarder dalam novel CECILIA DAN MALAIKAT ARIEL)

Bukankah pernyataan di atas adalah suatu paradoks Jika berhadapan dengan realitas dari blues?

Memang ada kecenderungan untuk munculnya antitesis namun harus dilihat juga bahwa kehidupan ini memiliki banyak warna. Akankah kita hanya menggunakan satu warna untuk melukis kehidupan ini? Tentu saja tidak!

Dalam bias BLUESMAN, saya memberanikan diri untuk menambahkan beberapa frasa pada kutipan yang diambil dari novel 5 CM  di atas.IDEALISME ADALAH KEMEWAHAN TERAHKIR YANG DIMILIKI OLEH KAUM MUDA NAMUN MENGAWINKANNYA DENGAN PRAGMATISME AKAN MELAHIRKAN KEINDAHAN PADA HARI-HARI HIDUP INI.

Lagi-lagi saya didekap ketakutan bahwa ini adalah pengingkaran terhadap eksistensi blues. Jika menoleh sebentar pada filmCROSSROADmaka akan muncul sikap pesimis terhadap peryantaan di atas. Mungkin lebih baik dijelaskan sedikit mengenai sikap pragmatis yang dikawinkan dengan keidealisan.

pragmatis yang tumbuh dalam diriku adalah sikap yang mampu menerima perubahan dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan khususnya terhadap kisah-kisah yang dilakoni oleh raga. Saya tidak mau memasukan kata fleksibel sebab akan membuka ruang untuk mengamini setiap kisah yang secara rasa dan tidak dikehendaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun