Aku jadi ingat cerita ibuku. Ketika itu aku sudah dewasa dan akan menikah. Kami sedang berjalan menyusuri pohon randu pada suatu pagi di kaki Gunung Ciremai yang berkabut. Aku menggandeng tangannya dan ia bercerita tentang suatu hari ketika aku masih bayi. Pagi itu ia sudah rapi berpakaian dinas dan siap akan berangkat kerja. Tapi, aku bayi tiba-tiba menangis dan minta menyusu. Ibuku pun segera menyusuiku, tidak jadi berangkat. Saat sedang menyusu, ibu bilang bahwa aku bayi tersenyum kepadanya. Sambil menyusui, ibuku sampai mengeluarkan air mata.
Waktu aku hendak menikah, ibuku pun banyak cerita tentang masa kecilku. Calon suamiku pun sampai tersadar bahwa ia terus mengulang-ulang cerita yang aku bahkan tak mengetahuinya karena memang tidak ingat. Ibuku bilang bahwa aku kecil sering dipukuli dan dikasari. Tampaknya, ia sedih setiap kali mengingat itu. Ia mengakui kalau mudah melampiaskan emosi kepada anak ketika tidak mampu mengontrol dirinya sendiri saat menghadapi stres. Ia sungguh merasa menyesal.
Pada akhirnya, yang dilakukan seorang ibu di kala senjanya adalah mengenang masa-masa terbaik dan terburuknya ketika kali pertama menjadi ibu baru. Jika saja ia bisa merengkuh masa lalu, rasanya ia ingin tidak menangis, tetapi bermain-main dengan gerimis sambil menggoyang-goyangkan payung. Tapi, Sapardi tidak menulis puisi seperti itu...
Well, selamat ulang tahun, ya, Gadis Kecil-ku! Bulan ini ibuku berulang tahun. Selamat hari ibu dan selamat hari lahir juga buat Kowad, korps yang telah membesarkannya sepanjang hidup sesuai dengan cita-citanya yang ingin menjadi tentara perempuan.
Aku mengucapkan bermiliar terima kasih atas segala makna yang telah Gadis Kecil itu berikan. Terima kasih juga karena ia telah menyayangi anak-anakku dengan segala keterbatasan yang kami miliki. Semua sudah selesai, ya, Gadis Kecil. Tak ada lagi tangis meskipun tetap ada gerimis. Selamat bermain-main di padang!
* Puisi "Gadis Kecil" karya Sapardi Djoko Damono (1991).
** Baca
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H