Mohon tunggu...
Maulana Only
Maulana Only Mohon Tunggu... wiraswasta -

ridiculous

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Breathe

28 Juli 2012   13:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:31 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hippocampus kembali memutar scene ketika hati lebih merah

Retina yang mendesak mencandu senyumu

Terasa buncah aneh menggelitik di dada dan hanya ingin wujudmu untuk sejenak menghembuskan sesak

Ingin teriak namun suaraku terlalu lemah untuk tertangkap gendang telingamu

Jemari yang kehilangan daya dengan konsistensinya bergetar

Tidak

I just wanna try to say that i miss your existence so much

__________________________________________________________________

Mendorongku pada batas kewarasan

Pikirku koma, disfunction

Diputuskan sudah untuk menyelami sensasi yang tersisa

Biar sudah tenggelam dalam kenangan

Biar habis isi glandula lacrimaris

Biar hanya menyisakan hati yang beku

Yang mati

___________________________________________________________________

Semakin sayup kesadaranku, semakin lemah kardio memompakan darah

Semakin lemah ketegaranku, hampir habis ketahananku

Semakin, semakin dan semakin

___________________________________________________________________

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun