Mohon tunggu...
SimpliDOTS Articles
SimpliDOTS Articles Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Specialist at SimpliDOTS

SimpliDOTS adalah layanan software berbasis cloud yang dibangun dan dikembangkan untuk mempermudah kegiatan distribusi barang-barang bisnismu.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Apa Itu Marketing Automation, Solusi Pemasaran Bisnis?

20 Maret 2023   04:07 Diperbarui: 20 Maret 2023   06:04 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah mengetahui pengertian marketing automation dan bagaimana hal itu bekerja dalam penjualan, Anda tentu juga ingin tahu seperti apa bentuk marketing automation yang baik dan yang buruk untuk bisnis Anda. Berikut kami jabarkan!

Bentuk Marketing Automation yang Baik

Automasi pemasaran yang bagus akan melacak bagaimana seseorang pertama kali mendarat di situs web Anda. Kemudian tempat mereka mengonversi data, dalam hal ini formulir pertama yang mereka isi atau keterlibatan pertama dengan chatbot Anda, hingga mengatur bagaimana, kapan, dan dengan apa mereka dapat dijangkau.

Sederhananya, marketing automation yang baik akan mencatat segala keputusan sepanjang proses pembelian sehingga bisa melaporkan kampanye mana yang akan memiliki dampak pada pendapatan, atau hal apa yang dapat mendorong lalu lintas situs web.

Tujuan akhir menggunakan marketing automation adalah untuk membuat efisiensi tugas marketing dan menghadirkan pengulangan sedemikian rupa sehingga dapat memprediksi suatu proses pemasaran.

Dalam bentuknya, automasi pemasaran yang bagus akan memperlihatkan wujud seperti sebuah ruangan yang tertata rapi, segalanya terorganisir sehingga hal-hal yang dibutuhkan pembeli akan mudah ditemukan. Karena itulah setiap proses dan program mesti ditingkatkan menjadi yang terbaik agar siklus pembelian bertambah dan berulang secara signifikan. 

Dari sudut pandang bisnis marketing automation yang baik akan mengukur kebutuhan prospek bisnis yang harus terus berkembang. Di samping itu, segala hubungan dan interaksi yang dibangun di berbagai saluran juga mesti dihitung. Dengan begitu, pemasaran tidak hanya dilakukan lewat email namun harus juga memaksimalkan interaksi di media sosial, halaman harga, dan segala hal terkait konten yang akan dilemparkan untuk memberi masukan pada pemasar tentang konteks yang dibutuhkan untuk memahami tantangan prospek. 

Dengan memanfaatkan berbagai saluran pemasaran di luar email untuk berkomunikasi, automasi pemasaran akan lebih efektif. Sehingga nantinya keputusan pembeli akan dipengaruhi oleh berbagai saluran yang dimaksimalkan dan pemasar tidak perlu terlalu bergantung pada keberhasilan kampanye email. 

Marketing Automation yang Buruk

Mengutip Becker, data adalah komponen penting yang menyimpan nilai dari automasi pemasaran. Karena data merupakan komponen penting, bagian terburuk dari automasi pemasaran adalah pemasar yang semestinya bisa mengefektifkan tugas marketing jarang mendapatkan pelatihan untuk memanipulasi, mengelola, dan menggunakan data tersebut secara efektif.

Hal tersebut tentunya tidak hanya berdampak pada kampanye pemasaran yang akan terhambat, namun jelas berefek domino pada hasil penjualan. Karena seperti telah dijelaskan tadi bahwa segala tujuan dari automasi pemasaran adalah untuk membuat tugas-tugas marketing menjadi lebih efisien sehingga menghasilkan suatu siklus pembelian yang berulang.

Pada kenyataannya, calon pemasar sebagian besar hanya mendapatkan pengetahuan seputar produk, promosi, 4p, dan media di sekolah. Tidak ada pelatihan untuk mengelola data, validasi lapangan, atau bahkan masalah kepatuhan privasi yang didapatkan. Padahal menurut Chung, fitur terbaik automasi pemasaran akan selalu terkait dengan data, yang faktanya jarang dipelajari pemasar. 

Dengan pemasar yang tidak diberi bekal pelatihan terbaik untuk mengelola data, target yang seharusnya dapat dicapai oleh automasi pemasaran pada akhirnya hanya akan dikacaukan dan lebih parah lagi malah melakukan kebalikan dari itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun