Tangan Tuanku sudah terlepas dari tangan gadis itu. Di udara terbuka dengan cahaya bulan, sepertinya Tuanku cukup tahu diri untuk tidak terlalu menampakkan kasmarannya. Setelah cukup beristirahat perjalanan pun dilanjutkan. Rombongan tiba di puncak Tangkuban Perahu beberapa jam lebih awal dari waktu sang surya terbit.Â
Terkantuk-kantuk beberapa tidur-tiduran di menara pengawas sekaligus berlindung dari tiupan kencang angin dini hari yang dingin menusuk.Â
Bagaimana dengan cerita Tuanku dan gadis itu? Sampai aku dan kembaranku menuruni jalan raya menuju kaki gunung untuk mencegat angkot yang akan membawa kami ke Bandung, ungkapan perasaan asmara tidak meluncur dari bibir Tuanku. Yaaah.. Tuanku.*** (Cimahi, 27 Mei 2021)
*KMK UPI - Keluarga Mahasiswa Katolik Universitas Pendidikan Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H