Sekiranya narasi-narasi karismatik banal ini hanya semata ujaran tak bermakna, maka tentu tidak perlu ada yang dikuatirkan. Menjadi masalah ketika jargon ini memicu pergeseran perilaku para pengikutnya menjadi pribadi-pribadi yang ekslusif, diskriminatif, abai terhadap ketentuan umum yang berlaku dan terburuknya melakukan cara apapun dalam rangka mengkonkritkan amanat mantra sang karismatik yang mereka dengar. Maka, mengharapkan karismatik banal ini akan memberikan dampak seperti yang ditunjukkan oleh Martin Luther King Jr., nampaknya jauh panggang dari api. Bukannya menjadi berkah, bisa-bisa karismatik banal menjadi sumber masalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H