[caption caption="MONACO OF ASIA, www.bullshit.com"][/caption]
Tepat beberapa hari yang lalu, saya berdiskusi tentang “Geopark Kaldera Danau Toba [GKDT] atau Monaco Of Asia”, di Universitas Negeri Medan bersama kawan-kawan saya yang berprofesi sebagai dosen/peneliti. Didalam diskusi kami, kami mendiskusikan beberapa masalah yang berkaitan mengenai "Geopark Kaldera Danau Toba atau Monaco Of Asia". Adapun beberapa masalah yang kami diskusikan ialah sebagai berikut:
1. Masyarakat di sekitaran Danau Toba sulit membedakan "apa itu Geopark dan apa itu Monaco Of Asia".
2.Masyarakat di sekitaran Danau Toba sebatas berpikir bahwa dengan adanya geopark maka jalan menuju ke daerah yang menjadi cakupan geopark menjadi bagus.
3. Pelaksanaan geopark akan terbentur dengan tanah ulayat.
4.Monaco Of Asia merupakan konsep hedonisme hidup yang bertentangan dengan budaya masyarakat batak selama ini.
5. Masyarakat di sekitaran danau toba masih berperilaku tradisional dan hal ini dapat dibuktikan dengan perilakunya sebagai berikut:
a] Merasa dirinya sebagai raja. Hal ini disebabkan didalam filosofi batak dinyatakan bahwa "semua orang batak itu adalah raja".
b] Jarang menjaga kebersihan. Hal ini dapat terlihat dari kebiasaan masyarakat batak yang berada diseputaran danau toba. Kebiasaannya ialah sebagai berikut: mencuci masih didanau, buang air besar masih didanau, dan buang sampah masih didanau.
c] Belum tentu para penari batak di Festival Danau Toba mau menari seperti penari barong dibali, apabila honornya telat dibayar atau tidak dibayar sama sekali dalam rangka untuk menyambut wisatawan.
d] Orang batak di seputaran Danau Toba dikenal jarang senyum dan terkadang suka membentak-bentak wisatawan apabila wisatawan itu hanya melihat-lihat di kedai atau toko para orang batak itu.
e] Terkadang masyarakat di seputaran Danau Toba dalam memasak makanan untuk acara adat, sering memasak di ruang terbuka dan sering dilihat-lihat orang jika dia memasak.
6. Tujuan Badan Otoritas Pengelolaan Danau Toba dibentuk ialah untuk:
a) Menghilangkan hak kepemilikan lahan masyarakat
b) Menghilangkan peran masyarakat
c) Masyarakat hanya sebagai Objek didalam pembangunan
Berdasarkan masalah yang kami diskusikan diatas, maka kami berkesimpulan bahwa "Geopark Kaldera Danau Toba [GKDT] atau Monaco Of Asia hanyalah sebuah konsep khayalan atau bahkan bentuk PHP dari pemerintah terhadap masyarakat di seputaran danau toba", dikarenakan hal sebagai berikut:
1. Pemahaman Masyarakat Yang Rendah mengenai konsep “Geopark Kaldera Danau Toba atau Monaco Of Asia”
Pemahaman masyarakat mengenai Geopark Kaldera Danau Toba atau Monaco Of Asia masih rendah dikarenakan:
a. Masyarakat di seputaran Danau Toba hanya sebagai Objek didalam pembangunan artinya masyarakat tidak dilibatkan untuk berpartisipasi dalam keputusan mewujudkan Geopark Kaldera Danau Toba atau Monaco Of Asia.
b. Masyarakat di seputaran Danau Toba, hanya tau bahwa tujuan Geopark diadakan sebatas memperbaiki jalan.
c. Kurangnya pendidikan terhadap masyarakat dari para stakeholder kebijakan mengenai makna, guna, dan fungsi dari Geopark KDT atau Monaco Of Asia.
2. Badan Otoritas Pengelolaan Danau Toba Menghilangkan Peran Rakyat
Dengan menghilangkan peran rakyat melalui Badan Otoritas Pengelolaan Danau Toba dalam pengambilan keputusan untuk mewujudkan Geopark KDT atau Monaco Of Asia maka memunculkan pertanyaan sebagai berikut: [A] “Kepentingan siapakah yang berada disebalik perwujudan Geopark KDT atau Monaco Of Asia?” dan [B] “Apakah Geopark KDT atau Monaco Of Asia ini merupakan kepentingan rakyat atau malah kepentingan Elite?”
3. Badan Otoritas Danau Toba Tidak Mengakui Tanah Ulayat
Dengan menghilangkan hak kepemilikan lahan masyarakat melalui Badan Otoritas Pengelolaan Danau Toba maka secara otomatis, negara tidak menghormati harkat martabat,dan hak asasi masyarakat batak yang dikenal sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi warisan leluhurnya dalam bentuk tanah.
4. Perilaku Tradisional Tidak Mudah Untuk Di Revolusi
Butuh waktu yang lama untuk mengubah perilaku tradisional dari masyarakat batak di seputaran Danau Toba menjadi perilaku modern.
5. Monaco Of Asia yang berkonsep hedonisme sangat bertentangan dengan Budaya Batak yang luhur, agung, dan bernilai sakral
Konsep hedonisme ala Monaco Of Asia ialah hebat, hidup gemerlap, modern, penuh daya pikat, sangat dekat, bebas, terjangkau, menyenangkan dan menghibur, sementara budaya batak itu bersifat luhur, agung, dan bernilai sakral.
Catatan
Saya ingin berterima kasih kepada Dionisius Sihombing Dosen Unimed, Lucius Sinurat, Dkk lainnya karena sudah berbagi informasi untuk terwujudnya artikel ini sehingga bermanfaat bagi pembangunan berkelanjutan di Danau Toba.
1.Geopark adalah sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi terkemuka (outstanding) termasuk nilai arkeologi; ekologi dan budaya yang ada di dalamnya, dimana masyarakat setempat diajak berperan serta untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam [UNESCO 2004]. Guna Geopark ialah untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, dan fungsi Geopark ialah untuk sarana pengembangan ilmu pengetahuan, tempat wisata alam, menjaga kelestarian lingkungan, dll.
2. Monaco of Asia adalah bagian dari Geopark yang dikenal sebagai geo wisata yang dibranding oleh pemerintah dengan julukan Monaco Of Asia .
3. Letak perbedaan antara Monaco Of Asia dan Geopark ialah pada Brandingnya dan Monaco Of Asia adalah Sub dari Geopark.
4. Tiga pilar pengelolaan geopark secara berkelanjutan ialah sebagai berikut: 1] Konservasi, 2] Pendidikan, dan 3] Pemberdayaan Masyarakat.
5. Meskipun suatu daerah memiliki atau mempunyai warisan geologi yang terkenal dan bersifat universal, daerah itu belum tentu dapat menjadi Geopark Global manakala ia tidak memiliki : 1] rencana pengelolaan berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat setempat, 2] pelaksanaan yang menghormati sifat ketradisionalan masyarakat didaerah, dan 3] hak asasi dan martabat masyarakat di daerah.
6. Dengan hadirnya Badan Otoritas Pengelolaan Danau Toba maka memunculkan pertanyaan sebagai berikut: a] Apakah Koordinasi Akan Terjadi?, b] Apakah Badan Otoritas ini melakukan pembangunan yang top down atau bottom up?, c] Apakah masyarakat sudah siap dengan Monaco Of Asia?
7. Hal-hal yang harus dipersiapkan orang batak jika nanti terjadi pertentangan Antara Budaya Batak dan Pelaksanaan Konsep Monaco Of Asia, ialah: 1] Budaya Melayani, 2] Budaya Bersih, 3] Budaya Kuliner [jangan hanya jual makanan B1 dan B2 melainkan jual jugalah makanan halal untuk saudara kita yang muslim].
8. Suku Batak sangat mencintai tanah [Land Hunter] tetapi tanah leluhurnya jangan ada coba-coba yang mengganggu.
9. Lihat HukumOnline.com http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl6522/tanah-ulayat tentang penjelasan tanah ulayat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H