2. Disaat Freeport merugi dan sejumlah harga komoditas (contoh: emas) turun serta rupiah seperti sekarang ini justeru menguntungkan jika mengambil alih Freeport karena tidak selamanya sejumlah harga komoditas turun dan tidak selamanya rupiah seperti sekarang ini sekaligus tidaklah bangkrut Freeport jika dikelola dengan baik
3. Dengan melakukan hibah saham Freeport sebagian ke daerah (PAPUA) justeru mendorong PAD daerah (PAPUA) meningkat
4. Jika Freeport dinasionalisasi dan dikelola sesuai prinsip dan tujuan pembangunan berkelanjutan maka niscaya terjadi trickle down effect yang berdampak pada meningkatnya  pertumbuhan ekonomi baik itu lokal dan nasional
5. Prinsip-Prinsip Dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, baca:
- http://hmjanfisipunsoed.blogspot.co.id/2010/10/prinsip-prinsip-dan-implementasi.html
- http://blog.cifor.org/21273/dokumen-fakta-tujuan-pembanguan-berkelanjutan?fnl=id
- http://www.academia.edu/8698422/prinsip_pembangunan_brkrlanjutan
- http://www.bandungmagazine.com/analysis/pembangunan-berkelanjutan-gagasan-implementasi-dan-kecenderungan-realitas-di-indonesia
- http://etnobudaya.net/2009/10/20/good-governance-dan-pembangunan-berkelanjutan/
6. Jika Freeport jadi BUMN maka Freeport harus melaksanakan prinsip Industri hulu hilir dengan baik sehingga rakyat merasa memiliki hak dalam mengelola kekayaan alam di negaranya sendiri (Indonesia)Â
7. Lihat website wikipedia.org https://id.wikipedia.org/wiki/Industri tentang penjelasan industri hulu dan hilir
8. Dengan melakukan nasionalisasi Freeport maka pemerintah telah menguasai Freeport sebagai salah satu Industri hulu di sektor pertambangan emas terbesar di Indonesia dan dunia dengan cara menyuntikkan modal kepada Freeport jika jadi BUMN
9. Penguasaan Freeport oleh asing sebagai Industri Hulu Emas terbesar di Indonesia dan dunia justeru merugikan Indonesia karena Indonesia akan mengemis dalam melakukan negosiasi membangun Industri Hilir
Selamat Belajar Kita Orang Papua, Jangan mau Dibodoh-bodohi Oleh Pemerintah Yang Ngotot dengan Divestasi Saham
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H