Sebagai kaum Neo- Marxis yang bukan komunis, sosdem, dan neoliberal, sudah seharusnya saya menjelaskan gejala ketergantungan di Indonesia. Dan gejala ketergantungan sudah saya jelaskan didalam surat saya yang didasarkan pada studi kasus masalah Freeport.
http://www.kompasiana.com/simonmanalu/surat-untuk-jokowi-tentang-freeport_565e0bd3d67e61ed0d3d376e
http://www.kompasiana.com/simonmanalu/surat-untuk-bapak-rizal-ramli-sang-rajawali-ngepret_561ca7e86523bdc811b6e45e
http://www.kompasiana.com/simonmanalu/surat-untuk-rizal-ramli-sang-rajawali-ngepret-jilid-ii_564b66b5c323bd630a203a68
Bukan tidak berdasar saya menulis surat yang ditujukan untuk Rizal Ramli dan Presiden, karena :
1. Dalam menulis surat tersebut saya menggunakan paradigma fakta sosial dengan pendekatan teori struktural konflik
2. Dalam menulis surat tersebut saya menggunakan teori dependensi
3. Ilmu saya mengenai ilmu pembangunan dunia ketiga atau pembangunan ekonomi dunia ketiga
4. Dalam surat tersebut, saya hendak menunjukkan kepada warga kompasianer dan seluruh pembaca bahwa gejala ketergantungan itu nyata di Indonesia, terlebih ditahun 2015 yang dimulai dengan tahapan sebagai berikut:
Rizal Ramli Heran Sudirman Said Ngotot Membela Freeport
Menurut Rizal, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2014 terkait kegiatan usaha pertambangan mineral dan baru bara, permohonan perpanjangan kontrak baru bisa diajukan 2 tahun sebelum kontrak berakhir. Freeport kontraknya berakhir pada 2021, artinya baru 2019 boleh ajukan perpanjangan kontrak.
Baca: http://finance.detik.com/read/2015/10/12/143910/3042325/1034/rizal-ramli-perpanjang-kontrak-freeport-menteri-esdm-keblinger
Masinton Mempermasalahkan Uang Keamanan TNI Polri Dari Freeport
Transkrip Pembicaraan Mengenai Freeport Beredar dan Terbongkar
Dalam transkrip sudah semakin terlihat adanya kongkalikong antara Pemerintah, Pengusaha Lokal, dan Freeport.
Baca: http://news.liputan6.com/read/2380602/transkrip-lengkap-rekaman-setnov-riza-chalid-dan-bos-freeport
Â
Jadi bisakah saya disalahkan jika menulis surat dengan alasan seperti uraian diatas? Jawabannya tidak, karena saya menulis ada dasar ilmiahnya dan bukan mengarang cerita.
Dan jika saya tidak menulis mengenai Sidang MKD, itu karena saya hendak menjelaskan kepada publik bahwa KETERGANTUNGAN itu nyata di Indonesia.
Selanjutnya, apabila saya hendak menulis mengenai MKD paling saya bilang ke kalian semua bahwa yang di bilang Rizal Ramli itu adalah yang benar karena semua ini hanya sinetron alias dramaturgi, dan itu juga ada teori serta paradigmanya. (Baca:http://www.dream.co.id/dinar/rizal-ramli-sebut-kasus-freeport-di-mkd-bagai-sinetron-151203q.html  ) Dan (Buka: https://www.youtube.com/watch?v=G7A4fY6ay6c )
So, selamat belajar…, oh ya bersyukurlah kalian yang menganggap sepele surat saya karena saya sudah menurunkan ilmu sekelas setengah DOKTOR dan Magister kepada kalian yang mungkin kalian anggap hanya karangan oleh karena kalian tidak tahu menggunakan paradigma dan teori apa dalam menulis.
Â
HIDUP RIZAL RAMLI....!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H