Keempat, setelah ketua adat memberikan amanat, kemudian semua laki-laki yang ikut dalam ritual mulai memukul pintu-pintu rumah sembari berteriak Opu Bine Lodo Taite ( memanggil tikus dan mengantarnya ke kampung halaman). Tikus diibaratkan sebagai seorang manusia sehingga dipanggil dengan sebutan Opu Bine, yaitu sebuah sapaan hormat untuk laki-laki dikalangan masyarakat kampung Lamalaka.
Prosesi ritual dimulai dari kampung adat Lamalaka, kemudian melalui jalan setapak menelusuri kampung-kampung tetangga, tikus kemudian diantar sampai ke pantai.Â
Menurut cerita, jalan setapak ini merupakan jalan tikus pada waktu itu. Selama dalam perjalanan, semua yang mengikuti ritual harus berteriak Opu Bine Lodo Taite dan masyarakat setempat yang mendengar harus memukul pintu rumah atau barang lainnya yang bisa menyebabkan bunyian. Hal tersebut dilakukan untuk mengusir tikus dan mengatarnya pergi ke kampung halamannya.
Terakhir, setelah tiba di pantai, ketua adat memberikan pesan kepada tikus dalam bahasa adat Lamaholot agar tikus tidak kembali lagi ke kampung Lamalaka dalam kurun waktu tertentu. Tidak lupa pemangku adat mengajak kaum muda yang ikut dalam tradisi ini agar tetap menjaga dan memeliharanya sebagai warisan leluhur.
Dengan acara ritual ini, warga kampung Lamalaka meyakini bahwa tikus tidak akan menggangu tanaman yang dikelola oleh para petani di kebun sehingga hasil panen melimpah ruah disaat masa panen tiba.
Lamalaka, 15 Maret 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H