Mohon tunggu...
Simon Peter
Simon Peter Mohon Tunggu... Ilmuwan - Let's do something different

I am highly interested in environmental issues and I wanna be a part of people who're taking action to cope the problems which we face these days. I am a concerned citizen.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Di Flores Timur Ada Upacara Ritual Berantas Hama Tikus, Namanya Dopo Nao

15 Maret 2020   20:26 Diperbarui: 16 Maret 2020   20:38 1998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan terjadi percakapan demikian: “Jika kami ke kampung Lamalaka apa yang harus kami makan?” Tanya sang tikus. Lalu para petani dari kampung Lamalaka menjawab, “pergilah dan makan segala tumbuhan pengganggu tanaman di kebun kami, misalnya ilalang dan sebagaianya”.

Tikus melontarkan pertanyaan yang sama sampai beberapa kali sehingga kemudian menimbulkan rasa bosan pada diri para petani dari kampung Lamalaka. Para petani kemudian menjawab, “pergi ke sana dan makanlah apa pun sesuka hati kalian”.

Alhasil, semua tanaman yang ada di kebun milik para petani di kampung Lamalaka habis dimakan oleh tikus, bahkan pakaian tenunan seperti sarung yang ada di rumah pun juga dimakan.

Oleh karena itu, setiap tahun seluruh warga di kampung Lamalaka melakukan ritual DOPO NAO untuk memberantas hama tikus.

Ritual ini sebagai tanda pengantaran pulang tikus ke kampung halamannya di Mako Lamaole. Berikut rangkaian acara ritual DOPO NAO:

Pertama, orang yang berwenang (Suku Lamanele) mencari seekor tikus lalu dimasukan ke sebuah wadah kecil seperti kurungan yang berbentuk persegi.

Mereka juga merancang dua buah perahu kecil yang terbuat dari kelapa. Perahu tersebut digunakan untuk mengantar tikus.

Kedua, pada malam menjelang dilakukan ritual keesokan harinya, seluruh warga kampung khususnya kaum laki-laki (amalake) berkumpul bersama di kampung adat.

Ketiga, pada pagi yang masih awal ritual dimulai dengan semua laki-laki berkumpul di sekitar rumah adat, lalu ketua adat mulai menyampaikan pantang yang harus dipatuhi oleh semua warga di kampung selama empat hari terhitung mulai dari hari dilakukan ritual.

Pantangnya adalah semua warga tidak diperkenankan untuk pergi ke laut dan ke kebun. Empat hari ini dinamakan hari sengsara (malu mara).

Ketua adat menyampaikan pesan kepada semua yang datang dalam upacara ritual DopoNao
Ketua adat menyampaikan pesan kepada semua yang datang dalam upacara ritual DopoNao

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun