Mohon tunggu...
Simon Ono Sutono
Simon Ono Sutono Mohon Tunggu... Guru -

Guru Bahasa Inggris di Bandung yang senang menemukan keindahan dalam membaca dan menulis juga antusias mempelajari hal-hal baru seperti mengolah bahan makanan untuk keluarga dan kegiatan cinta lingkungan seperti pengelolaan takakura, biopori, sampah organik dan berkebun.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Ngamar" Virtual

21 Maret 2019   07:30 Diperbarui: 21 Maret 2019   07:35 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dan kendala pun menghadang. Ukuran tugas yang besar membuat proses submit terkendala. Dalam situasi seperti ini, curhat kepada instruktur dan grup mendatangkan bala bantuan. 

Saran-saran standar seperti memperkecil ukuran data, mengurangi foto dan video di PPT, sampai saran unik seperti menghilangkan cantuman 'angka nol awal' di kolom nomor HP menjadi masukan berharga. Pun juga saran dari mereka yang senasib berbagi kegelisahan, "Bersabarlah dan berdoa, agar penderitaan ini segera berakhir." menjadi dinamika tersendiri. 

Semua saran-saran tersebut berasal dari sahabat-sahabat yang tidak pernah penulis kenal. Nama dan wajahnya pun hanya tahu dari status  media sosial mereka. Pelajaran dari pengalaman ini bahwa kegiatan training virtual ini menyematkan solidaritas  di antara anggota grup. Keluh kesah dan kegelisahan membetikkan simpati dan inisiatif untuk membantu. 

Anggota yang sudah sukses dengan tugasnya antusias memberikan tips kesuksesannya. Tumpah ruah keluh kesah sempat tersumbat ketika admin grup mengunci grup dan memohon maklum kepada anggota grup bahwa yang bisa memposting hanya admin. Bisa dimaklumi karena posting keluh kesah mengalihkan perhatian anggota grup dari posting-posting utama admin.

Posting admin tentang daftar peserta yang sudah mengumpulkan tugas dengan lengkap dan belum lengkap sangat membantu. Dua jam menjelang batas waktu deadline masih ada dua tugas yang belum tersubmit. 

Dalam kepanikan penulis mengontak banyak pihak -- instruktur, grup kecil instruktur dan juga Ibu Dini selaku koordinator pelatihan Jabar. Apresiasi untuk pihak-pihak ini, karena selalu ada tanggapan cepat dan solusi. 

Akhirnya, Pak Eri menjadi solusi permasalahan submit yang lelet.  Kelelahan, kurang tidur, rasa jenuh terbayar sudah ketika penulis mengecek update posting daftar tugas peserta. 

Kegembiraan membuncah ketika nama penulis tercantum sebagai peserta yang sudah mengumpulkan tugas dengan lengkap. Ngamar virtual dengan labirin tantangan dan godaan untuk menyerah, mundur, atau give up, berpuncak pada virtual
ecstasy, ekstasi kegembiraan yang meluap. Pengorbanan waktu dan tenaga tidak sia-sia dengan banyak bonus pelatihan.

Bonus-bonus yang penulis dapatkan dari training ini pertama-tama adalah kepercayaan diri bahwa penulis mampu melakukan literasi digital dan menjadi bekal untuk proses pengembangan diri berikutnya. 

Hanya dalam hitungan hari, camtasia, camva, zoho, webex, dan cara-cara praktis dan taktis menjadi keterampilan yang penulis kuasai untuk berselancar di dunia digital. 

Keterampilan ini tentu saja linier dengan profesi penulis sebagai guru yang dituntut untuk tanggap jaman dalam mendampingi peserta didik. Mendampingi generasi native teknologi, gerasi z, generasi millennial atau apapun sebutannya yang akrab dengan dunia digital, menuntut juga pendidik yang mengakrabi dunia digital. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun