[caption id="attachment_289843" align="aligncenter" width="619" caption="Daihatsu dan Suzuki sudah siap dengan program mobil murah dan rumah lingkungan. Tinggal menunggu regulasi pemerintah./Admin (KOMPAS.com/Zulkifli BJ)"][/caption] Kebijakan mobil murah menuai banyak kritikan, mulai dari Gubenur DKI sampai para aktivis. Sekilas kebijakan mobil murah memang berpihak pada rakyat, tapi jangan hanya dilihat sekilas dong. Yuk kita telaah lebih dalam Aspek Pajak dan APBN Mobil bisa murah sisebabkan oleh insentif pajak sampai 0% untuk mobil dengan kriteria irit bahan bakar. Sekilas ini wajar-wajar saja karena bisa nekan emisi gas. Sekarang kita lihat aspek pendapatan nasional. Beberapa bulan lalu pemerintah menaikan BBM karena APPN terbebani dengan subsidi BBM yang melebihi estimasi APBN. Sekarang salah satu sektor yang sanggup meringankan beban APBN adalah pendapatan negara, salah satu sektor pendapatan negara adalah pajak. Yuk kita telaah lebih dalam jika pajak mobil murah adalah 0% maka berapa rupiahkah berkurangnya pendapatan negara? Jika belum berubah pajak barang mewah yang dikenakan adalah 20% dari harga produksi, jika mobil murah harganya 110 juta, termasuk PPN maka jumlah pajak yang yang tidak masuk ke negara sekitar 20jt/unit. Lalu, kita tinggal kali berapa unit aja yang terjual. Padahal, dalam satu semester penjualan mobil bisa mencapai 1.1jt unit. Nah, 1.1 juta x 20juta= RP 22 triliun. Rp 2.2 triliun ini jika digunakan untuk subsidi BBM akan cukup untuk menutupi kekurangan subsidi BBM selama 4 bulan Yang jadi pertanyaan, kenaikan harga BBM apakah merupakan trik untuk menghemat APBN karena pendapatan yang berkurang akibat akan diberlakukannya kebijakan mobil murah? Kalo benar terjadi berarti seluruh rakyat Indonesia harus menangung beban kenaikan BBM hanya untuk segelintir rakyat golongan menengah atas yang bisa membeli mobil dengan harga ratusan juta... Ironis ya! Aspek Subsidi dan Kebijakan Mengapa uang sebesar rP 22 triliun tidak digunakan untuk subsidi semabako saja, sehingga sembako di indonesia menjadi lebih murah? Sembako merupakan kebutuhan pokok seluruh rakyat indonesia dan porsi pengunaan antara orang kaya dengan yang miskin relatif sama (jika BBM yang kaya lebih banyak menikmatai) karena merupakan kebutuhan dasar hidup Aspek Kemacetan Jika Rp 22 triliun itu digunakan untuk membangun jalan maka akan banyak kilo meter jalan yang akan tercipta. Bukankah sebaiknya pertumbuhan kendaraan juga harus diimbangi dengan pertumbuhan jalan? supaya tidak macet pajak kendaraan digunakan saja untuk membuat ajalan. Itu yang namanya pengunaan pajak yang tepat guna. Aduh.... Lucunya negeri ini.... sekian besok dilanjut lagi... thx
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H