Mohon tunggu...
Seno Rocky Pusop
Seno Rocky Pusop Mohon Tunggu... Penulis - @rockyjr.official17

सेनो आर पूसॉप जूनियर

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Utopia Bumi Cendrawasih adalah Surga yang Hampa

11 Oktober 2023   16:50 Diperbarui: 2 Mei 2024   10:29 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar. Ilustrasi Utopia (The Roundhouse, STAR 4)

Mengapa kita tidak bisa bebas dari kungkungan dan belenggu untuk menjalani hidup bahagia dan tersenyum? Pada hakikatnya dunia ini penuh dengan gejolak dan dinamika yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

Mari kita coba merefleksikan harapan dan kenyataan, sedemikian rupa manusia menciptakan Utopia Papua bukan untuk membumi, hanya menggambarkan fantasi. 

Apakah benar surga kecil itu benar-benar ada? Tidak adakah pernyataan lain? Dimana kesadarannya? Dimana akal sehatnya? Bagaimana perasaanmu? Menghadirkan suasana surga di bumi dan mewujudkan masyarakat ideal.

Terminologi "surga kecil yang jatuh ke bumi" merupakan istilah Utopia yang diciptakan manusia dengan metafora dan sudut pandang filosofis, ekonomis, religius dan politis. 

Suatu pandangan yang dicaplok karena pesona, kekayaan, kemewahannya adalah konkritas dan realitas yang bisa kita lihat. Konsep pemahaman religius seoah-olah diidentikkan dengan taman Eden, Nirvana, Firdaus atau dunia yang akhirat sebagai suatau pemikiran yang terarahkan.

Ironisnya, berbagai keyakinan dan pemahaman tidak mencerminkan masyarakat Utopis. Papua merupakan contoh kelompok masyarakat ideal dalam paradigma manusia. 

Pandangan Papua sebagai "surga kecil yang jatuh ke bumi" adalah sebuah idealitas yang hanya diatur oleh bebagai perasaan, firasat, pandangan dan khayalan yang hampa.

Papua seolah hanya sebuah konsep yang dikonstruksi dengan tema Utopis ideal sebagai pedomannya. Kini akrab dengan surga kecil di bumi. Manusia sama sekali hidup tidak seperti Nirvana, malah yang terjadi adalah hal-hal di luar transendental yang dahsyat menyayat dan mencekam. Masyarakat Papua dipengaruhi oleh konsep pemikiran Utopis yang ambigu.

Penerapan bias ideologi dan konseptual pada dimensi masyarakat dan alam tidaklah sempurna. Idealisme Papua hanya ilusi konsep ekonomis dan politis, pada kenyataannya telah mempengaruhi ekspektasi masyarakat teladan karena ketidakadilan, pemerasan dan perampasan hak dan kebebasan berekspresi, surga seakan tidak begitu ideal dan nihil.

Istilah Utopia sangat berdampak dalam memandang Papua seperti sebuah pertanyaan paradoks. Apakah suga kecil ini benar-benar ada? Apakah keinginanmu sudah terkabul? Banyak dari konsep dan pemahaman ini tidak mencerminkan visi More tentang masyarakat teladan. 

Ini konsep Utopia yang bertentangan dengan pendekatan opini dan hipotesis religius dan filosofis. Utopia Papua merupakan paradoks yang diberdebatkan banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun