Mohon tunggu...
Seno Rocky Pusop
Seno Rocky Pusop Mohon Tunggu... Penulis - @rockyjr.official17

सेनो आर पूसॉप जूनियर

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aktualisasi Nilai Budaya dalam Penginjilan di Lembah Yali

24 Maret 2023   14:34 Diperbarui: 5 Oktober 2023   14:35 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Misionaris Pdt. Kalus Reuter bersama seorang Yali (Majalah Kemitraan GKI)

Misionaris Pdt. S. Sollner bersama orang-orang Yali (Majalah Kemitraan GKI)
Misionaris Pdt. S. Sollner bersama orang-orang Yali (Majalah Kemitraan GKI)

Pekabaran Injil yang dilangsungkan tidak hanya berfokus pada perkataan yang diucapkan bagi orang Yali kemudian di Kristenkan. Namun pada kenyataannya menunjukkan bahwa Penginjilan Misionaris secara holistik memberitakan Injil yang bersifat menyelamatkan, membawa kemakmuran dan juga kesejukan bagi orang Yali yang mendengar, melihat dan menerima-Nya (Bdk. Roma 1:16).

Injil sifatnya tidak memaksa sehingga pekabaran Injil tidak menuntut orang serta-merta untuk menerima Injil di waktu itu. Semuanya berjalan secara otomatis atas penyertaan Roh Kudus. Sehingga dalam kebenaran, Injil itu menyelematkan, dan dalam pemberitaannya Injil membawa suasana yang benar-benar mendamaikan.

Suasana damai sejahtera Allah terlihat dalam suasana damai sejahtera dengan sesama manusia di lembah Yali. Sekali lagi, Injil adalah kabar baik tentang semua karya Allah melalui Yesus Kristus. Misi pewartaan Injil sebagai Amanat Agung dan suatu pewartaan akan perbuatan Allah harus di siarkan supaya segala bangsa memperoleh berkat (lih. Mat. 28:18-20 & Kej.12:1-3).

Kebudayaan dan Penginjilan merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Sebagai bagian dari aktualisai nilai-nilai budaya, Penginjilan merupakan suatu upaya untuk mewartakan bahwa hidup kekal dan keselamatan umat manusia hanya melalui Yesus Kristus, sekaligus bertujuan untuk pembangunan spiritualitas orang Yali yang semakin bertumbuh sebagai anak-anak terang (Bdk. Efesus 5:8).

Pemikiran positif yang perlu diketahui adalah nilai budaya itu sebagai suatu desain kehidupan yang diperoleh melalui proses belajar, rasa ingin tahu, dan interaksi sosial yang sangat khas. Sehingga Injil sama sekali tidak merubah kebudayaan masyarakat, kehadirannya membawa proses aktualisasi nilai-nilai budaya yang dianggap berhasil membawa orang Yali pada keadaan sekarang, keadaan yang lebih baik dari keadaan masa lalu.

Oleh karena itu, prinsip ini menjadi kerugma yang melandasi seluruh dambaan hati suatu eksistensi yang lebih baik, sehingga menjadikan hidup manusia lebih menghormati dan saling menerima, lebih bertanggung jawab, lebih menyenangkan, lebih bermakna, lebih bahagia, dan lebih terpenuhi. Itu adalah perjuangan tetap dan sulit yang harus dilakukan sepanjang hidup.

Ulasan ini sekaligus sebagai refleksi atas penyataan Tuhan di lembah Yalimo. Sekalipun umat-Nya telah menerima Kristus, tidak dapat disangkal telah terjadi kemerosotan iman karena sentimen yang mengemuka pada peradaban moderen. Untuk itu, penting artinya bagi kita untuk terus hidup dalam karya keselamatan Allah dan mensyukuri anugerah Tuhan atas apa yang kita nikmati hari ini karena Injil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun