Menggeluti fenomena budaya yang ada di bumi Cenderawasih, tentunya kita akan menjumpai berbagai macam keunikan, mulai dari suku, bahasa, religi, hukum, adat-istiadat, seni, dan tradisi lainnya yang terkandung dan berada dalam kehidupan masing-masing kebudayaan, hingga kini tetap eksis dan diwariskan secara turun-temurun.
Kebudayaan di Papua sebagai "Pintu" yang membawa manusia ke pemahaman yang lebih komprehensif dan mendasar tentang hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk historis. Sebagai makhluk historis, kehidupan manusia juga ditopang oleh pandangan hidup dan nilai-nilai yang khas manusiawi.
Papua memiliki budaya yang beragam, secara keseluruhan Papua dihuni oleh kurang lebih 255 suku. Kebudayaan disini menempati posisi yang paling sentral dalam seluruh tatanan hidup manusia. Bahkan seluruh bangunan hidup setiap suku yang ada, berdiri di atas landasan kebudayaannya.
Setiap suku di Papua memiliki tradisinya masing-masing, meskipun bentuk dan coraknya yang terbilang berbeda. Namun, kebudayaan tersebut secara jelas menampakkan kesamaan kodrat manusia dari berbagai suku, bahasa dan ras.
Sebagai salah satu etnis Melanesia yang terbesar di kawasan Pasifik, Papua juga telah menyimpan banyak warisan leluhur, sudah menempuh perjalanan yang cukup panjang dan jauh maupun akan terus berjalan sejauh mata memandang hingga menapaki bumi Cenderawasih seiring dengan alur dan rotasi waktu.
Kebudayaan memberi nilai dan makna pada hidup manusia untuk memahami hakikat kebudayaan. Tidak ada manusia yang hidup diluar ruang lingkup budaya. Sebagai masyarakat adat (Papua) sesungguhnya telah melewati perjalanan sejarah kebudayaan yang panjang. Hal ini berimplikasi pada beragam pengalaman hidup yang sangat bernilai.
Seorang antropolog Amerika Serikat (Clyde Kluckhohn, 1949) dalam karyanya yang terkenal sepanjang masa, kebudayaan didefinisikan sebagai suatu desain kehidupan (a design for living). Oleh karenanya, perkembangan manusia dan kebudayaan tergantung pada sosialisasi, yakni proses interaksi untuk menemukan identitas diri dan keterampilan sosial.
Dalam budaya masyarakat Papua nilai-nilai luhur yang telah dipertontonkan dan terukir di bumi Cenderawasih ini mementaskan segenap kreativitas dan tingkah lakunya. Akhirnya pantas untuk mengikut sertakan seluruh nilai, baik yang bersifat material maupun nonmaterial.
Dalam konteks ini, masyarakat Papua sedang mengalami transisi budaya lokal ke budaya global. Kian terasa bahwa kemajuan dan kemandirian masyarakat tidak cukup hanya bertopeng pada nilai-nilai budaya tradisional, tetapi juga diperhadapkan pada pembangunan manusia yang berpijak pada landasan budaya yang dinamis.
Terutama, karakter budaya yang dewasa ini kurang mendapat perhatian secara serius dan intens. Masyarakat saat ini menganggap budaya sebagai dunia individual dan story ketimbang dunia sosial dan histori. Hal ini lambat laun menjadi krisis budaya yang tampak jelas pada pergeseran nilai, sikap dan gaya hidup.