Mohon tunggu...
Seno Rocky Pusop
Seno Rocky Pusop Mohon Tunggu... Penulis - @rockyjr.official17

सेनो आर पूसॉप जूनियर

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Impianku Memeluk Masa Depan yang Terluka

4 Maret 2023   10:30 Diperbarui: 29 Maret 2023   00:26 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi (pixels.com)

Pasti akan ada kisah tentang nihilnya biaya pendidikan, tidak mengijinkan kuliah dan jera dengan orang lain memperlakukan kita. Apa yang kita rasakan? Kesal? Marah? Bahkan perbuatan itu dianggap sebagai kejahatan. Inilah yang akan terjadi jika kita tidak terbuka tentang masa lalu kita yang suram.

Banyak orang yang gaya hidupnya glamor dan hedonis selalu menentukan status dan kelas seseorang untuk mendatangkan kebahagiaan. Mereka tidak pernah berimajinasi jika pencarian makna kebahagiaan mereka itu juga telah menimbulkan luka bagi orang lain.

Inilah derita dari gaya hidup. Hanya karena menginginkan kesenangan dan kebahagiaan sesaat, imbasnya juga bisa kemana-mana. Tidak jarang orang lain menderita karena ulahnya. Orang lain terluka akibat hasrat memenuhi gaya hidup yang terbendung.

Bukannya kita bisa melihat hidup begitu nyata? Merasakan angin yang berhembus dan hangatnya matahari. Sesungguhnya hidup tidak buram sama sekali, semuanya jelas. Namun masih banyak manusia yang jahat dengan melukai kehidupan orang lain. Padahal kita memiliki akal dan banyak waktu untuk mendesain dan kita tidak membayar untuk bermimpi, mimpi itu gratis.

Ketika aku mengabadikan masa lalu ini, aku yakin bahwa ada waktu yang ajaib, waktu dimana hal-hal mustahil yang belum pernah aku lihat selama itu akan bersua. Saat aku melihat warna-warni mimpi, the BFG pasti akan berkata:  "Mimpi datang terdengar seperi dengungan kecil. Ada masa sulit, ada masa bahagia. Mimpi itu datang kepadamu".

Ketika tumbuh lebih dewasa, akan banyak hal yang kita sesali, tapi itu bukan sebagai kewajiban. Penyesalan terbesar akan terletak pada hal-hal yang tidak pernah kita pikirkan, padahal kita tahu kita mampu untuk melakukannya lebih baik dari apa yang kita lihat saat ini.

Karena masa sekolah tak selamanya menjadi masa sekolah. Ia akan terus berubah dan menua. Mengabadikan masa depan adalah salah satu kuncinya. Biarlah yang berlalu dikenang di sana, tak perlu direduksi, sebab tidak akan pernah mengubah apapun.

Tidak perlu juga merasa terlalu muda untuk bermimpi atau untuk membayangkan akan menjadi apa kita dan seperti apa kita di masa depan? Biarkan cita-cita berubah sampai 100 kali lipat, yang penting kita sudah pernah bercita-cita dan bermimpi untuk berusaha mencapainya.

Lebih dari itu, menjalani hari ini dengan tidak lupa memeluk diri kecil kita yang mungkin masih terluka. Mengajaknya bermimpi lagi untuk mengobati masa depan yang barangkali akan jauh lebih baik dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun