Mohon tunggu...
Seno Rocky Pusop
Seno Rocky Pusop Mohon Tunggu... Penulis - @rockyjr.official17

सेनो आर पूसॉप जूनियर

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

5 Sikap Gereja terhadap Dunia dan Kebudayaan Menurut Niebuhr dalam Konteks Berteologi di Tanah Papua

30 Agustus 2022   11:54 Diperbarui: 20 Maret 2023   19:24 14244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepintas tentang H. Richard Niebuhr (1894-1962) adalah Teolog dan Etikus Kristen Amerika yang paling terkenal karena bukunya Christ and Culture (Kristus dan Kebudayaan-1951) dan Radical Monotheism and Western Culture (1960).

Niebuhr pernah mengajar selama beberapa dasawarsa di Sekolah Teologi Yale. Teologinya bersama teologi rekannya Hans Frei di Yale yang telah menjadi salah satu sumber utama dari teologi pasca-liberal yang kadang disebut sebagai aliran Yale.

Keprihatinannya dalam cara pandang dan paradigma berpikir dengan stimulasi bagaimana manusia berhubungan dengan Allah, dengan sesamanya, dengan komunitas-komunitas yang kedalamnya mereka terhisab, dalam korelasinya dengan agama Kristen yang menanggapi dunia dan kebudayaan.

Karyanya yang paling terkenal adalah Christ and Culture. Buku ini sering dirujuk dalam diskusi, menjadi bahan mata kuliah di kampus teologi, bahkan respon kekristenan terhadap dunia sekitar. Berdasarkan buku ini, terbentang 5 sikap gereja terhadap dunia dan kebudayaan dalam konteks berteologi di Tanah Papua seagai berikut :

(1) RADIKALISASI
Secara mendasar Kristus menentang kebudayaan, Kristus dianggap berlawanan dengan Masyrakat terlebih khusus dalam kehidupan kebudayaan di Tanah Papua yang menyatakan sikap bahwa harus memilih Kristus atau kebudayaan (dalam hal ini kepercayaan dalam agama suku), yang masih melekat erat dalam tatanan falsafah hidup masyarakat.

Masyarakat di Papua yang masih dalam tegangan atau kesangsian karena memilih atau mulai mengikuti Kristus atau Kepercayaan agama suku. Pandangan dan sikap Kristus yang keras dapat menjauhkan kebudayaan yang terjadi di Tanah Papua dapat menyebabkan konfrontasi antara injil dan kebudayaan.

(2) AKOMODASI
Sesuatu yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan. Budaya sebagai tempat bagi Kristus yang datang dan masuk dalam kehidupan masyarakat kepercayaan agama suku. Kristus milik kebudayaan, sikap ini memperlihatkan keselarasan antara Kristus dan kebudayaan.

Dalam kehidupan kebudayaan di Tanah Papua yang masih kafir saat itu, Yesus dilihat sebagai pahlawan yang menghadirkan hal-hal baik dalam sejarah masuknya injil dalam kebudayaan di Tanah Papua. Kendati pun demikian Kristus dianggap selaras dengan kebudayaan.

(3) BERPADUAN
Menjadi satu benar, atau luluh dan bercampur menjadi satu. Itulah kebudayaan menyatu dengan Kristus dalam kebudayaan masing-masing suku di Tanah Papua. Injil dapat menyesuaikan diri dengan dan dalam kebudayaan.

Atau dalam pandangan lain sudah lama berpaduan itu di nanti, kemudian hari injil Yesus Kristus itu menyatu dengan kebudayaan. Dalam hal ini memiliki satu kasatuan pikiran atau kebudayaan memiliki pikiran yang sama dengan Kristus.

(4) DUALIS
Kategori gramatika (tata bahasa) jumlah kata untuk menunjukan dua hal atau benda yang dipertentangkan dengan singularis (tunggal) dan pluralis (jamak), yakni bahwa Yesus dan kebudayaan dalam paradoks (pernyataan ini seolah-olah Yesus bertentangan atau berlawanan dengan pendapat kebudayaan, tetapi pada kenyataannya mengandung kebenaran antara kedua belah pihak). Kristus mati bukan hanya untuk manusia tetapi juga untuk kebudayaan maka kiranya jelas bertentangan namun memiliki relasi yang mengandung kebenaran.

(5) PEMBAHARUAN
Proses, cara atau perbuatan  membarui yakni cara berfikir masyarakat kebudayaan terhadap Kristus. Kristus membaharui kebudayaan dan sekali kebudayaan juga menjadi milik Tuhan (posessio).

Melalui kepemilikan terjadi proses antara pengembangan kebudayaan, terutama dalam kehidupan kebudayaan masyarakat di Tanah Papua. Dengan demikian melalui presensi Kristus memperbaiki atau memperbaharui agar supaya kebudayaan klasik menjadi lebih mutakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun